Festival Kota Lama 2018 Semarang Masuk Radar Unesco Sebagai Warisan Dunia



Jakarta, Beritainspiratif.com – Semarang kota yang menjadi pusat perdagangan sejak abad 19-20 hingga dibangunnya kawasan benteng Vijhoek untuk mempercepat jalur antar ketiga pintu gerbang dengan Jalan utamanya yang dinamai Heeren Straat atau sekarang lebih dikenal dengan nama Jl. Letjen Soeprapto.

Selain itu kawasan Kota Lama Semarang dengan luas 31 hektare disebut juga dengan nama Outstadt, dan dengan kondisi geografi tampak kawasan ini terpisah dengan daerah sekitarnya, sehingga dijuluki sebagai "Little Netherland".

Kawasan tempo dulu yang menjadi andalan Kota Semarang akan kita kenang kembali melalui digelarnya Festival Kota Lama 2018 yang akan diselenggarakan pada tanggal 20-23 September 2018 yang sangat cocok bagi para pecinta wisata sejarah untuk bernostalgia dengan Kota Semarang.

Di Festival Kota Lama, nantinya para pengunjung akan dibawa ke suasana yang benar-benar lawas. Selawas lagu Jangkrik Genggong yang liriknya benar-benar membuat kita terkenang ke masa lali. "Semarang Kaline Banjir ja sumelang ra dipikir".

"Tahun 2015 lalu Kota Lama Semarang masuk dalam list tentatif World Heritage UNESCO, jadi semuanya harus terus disiapkan menjadi destinasi internasional. Adanya festival ini semakin mempopulerkan Kota Lama di Semarang, Jawa Tengah," ujar Plt Deputi Pengembangan Pemasaran 1 Kemenpar Ni Wayan Giri Adnyani di Jakarta, yang dikutip dari laman Kemenpar.

Salah satu festival terbesar di Semarang itu, akan mengangkat tema "Collaboration in Diversity". Wisatawan bersama masyarakat Semarang diajak bersenang-senang sambil mengangkat Kota yang terkenal dengan sebutan kota Atlas yang multikultural. Di samping itu, Semarang adalah kota tempat merawat kenangan.

"Hal Itu dibuktikan dengan banyaknya bangunan kuno yang masih berdiri dan terawat hingga kini. Contoh lainnya, di Kota Atlas ini wisatawan dapat menemukan penjual jajanan lawas nan legendaris yang sudah bertahan hingga tiga sampai empat generasi. Artinya sudah berlangsung antara 80 hingga 100 tahun," ujar Ni Wayan Giri Adnyani.

"Festival Kota Lama 2018 akan menjadi ruang persahabatan. Karena, Semarang menjadi mealting pot seluruh kebudayaan. Mulai dari Tionghoa, Arab, Melayu, hingga Belanda. Ini diharapkan menjadi kegiatan berskala internasional dengan bekerjasama dengan beberapa pihak mancanegara. Untuk mengobati ruang rindu masyarakat pada Semarang tempo dulu," ujarnya.

Serangkaian acara dapat dinikmati seperti Pameran Kangenan, yang memampang kekhasan Semarang disertai informasi menarik juga beragam atraksi menghibur. Selain itu ada pernak pernik yang meleburkan sejarah dan kebudayaan seperti tari tradisional, fashion show batik semarangan terkini.

Ada juga Pasar Sentiling yang berisi aneka kuliner legendaris seperti jamu jun, lumpia, ganjelrel, dan masih banyak lagi. Kuliner lumpia asal Semarang juga akan tampil. Tidak tanggung-tanggung, akan ada stand Bonlancung, yaitu kampung pembuatan kulit lumpia terbesar yang ada di Indonesia.

Menteri Pariwisata Arief Yahya ikut bicara soal Festival Kota Lama 2018. Dia mengaku sangat senang lantaran Semarang mulai rajin membuat acara kreatif yang bisa mendatangkan banyak wisatawan.

"Ini bagus sekali. Kota Lama Semarang sudah masuk radar UNESCO karena daerahnya yang berpotensi menjadi Warisan Dunia. Lewat even-even kreatif seperti ini, mata dunia akan terus mengarah pada Semarang," ujar Arief.  (Yanis)

Berita Terkait