Pesawat CN235 dan N219 Diminati Negara Afrika, Asia Dan Amerika Latin



Nusa Dua, Beritainspiratif.com - PT Dirgantara Indonesia (PT DI), memamerkan pesawat buatannya di Paviliun Indonesia di Nusa Dua, Bali, kepada para delegasi IMF-WB dari seluruh dunia.

Dalam pameran tersebut, sejumlah negara Afrika, tertarik dengan pesawat CN 235 dan N 219 produksi PT Dirgantara Indonesia (PT DI).

"Negara Afrika yang tertarik ada Madagaskar, Kongo dan Sudan yang menyatakan akan melakukan penjajakan," kata Direktur Utama PT DI Elfien Goentoro, sebagaimana dilansir Kantor Berita Antara, Rabu (10/10/2018).

Keikutsertaan PT DI di pameran Paviliun Indonesia memang bukan bertujuan untuk menjual produk namun lebih menunjukkan karya bangsa kepada para delegasi IMF-WB dari seluruh dunia.

Menurut Elfian, negara-negara Afrika termasuk pangsa pasar yang menjadi target untuk pesawat jenis CN 235 dan N 219 karena cocok dengan kondisi geografis negara tersebut untuk dua jenis pesawat tersebut.

Untuk pangsa pasar ke negara Eropa, terdapat negara Norwegia yang sudah melakukan komunikasi untuk dua pesawat jenis ini, terutama digunakan untuk daerah yang memerlukan short take off dan landing sehingga mudah dioperasikan di daerah terpencil, ujarnya.

PT DI sendiri, saat ini mampu memproduksi rata-rata 10 pesawat dalam setahun.

Untuk tahun 2019 empat pesawat sudah dipesan oleh Negara Senegal, Nepal dan Thailand.

Negara Senegal memesan pesawat CN 235 seharga 25 juta dollar AS, Nepal memesan pesawat CN 235 dengan konfigurasi pesawat maritime patrol seharga 30 juta dollar AS sedangkan Thailand memesan dua pesawat N 219 seharga 13 juta dollar AS.

"Kenapa maritime patrol lebih mahal karena pesawat memerlukan kelengkapan seperti komputer, radar dan lain-lain, sedangkan kalau pesawat transportasi biasa kan cuma butuh kursi," katanya.

PT DI mampu memproduksi 431 pesawat, dan 48 di antaranya sudah diekspor ke Korea, Malaysia, Thailand, Turki, Brunei Darusalam, Filipina, vietnam dan lain-lain.

"Memang kita pasarnya cocok untuk negara-negara Afrika, Asia dan Amerika Latin karena sesuai untuk medannya," menutup pembicaraan.      (Yanis)

Berita Terkait