Emil: Budidaya Pertanian Organik Tingkatkan Kesejahteraan Petani



Tasikmalaya, Beritainspiratif.com - Calon Gubernur Jawa Barat nomor urut satu, Ridwan Kamil, Senin (2/4) mengunjungi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) "Simpatik" Desa Mekarwangi, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya.

Dalam kunjungannya ke Gapoktan yang khusus mengelola dan memproduksi beras organik ini, Ridwan Kamil mengaku kagum dan menyampaikan apresiasi atas pencapaian Gapoktan Simpatik yang telah sukses mengembangkan padi organik.

Menurut Ketua Gapoktan Simpatik, Uu Saiful Bahri, Sistem budidaya dan produksi beras organik yang dikembangkan Gapoktan Simpatik, telah berlangsung sejak tahun 2006 dan kini produknya telah menjadi andalan ekspor kabupaten Tasikmalaya.

"Alhamdulillah, ekspor beras organik produksi Gapoktan Simpatik, telah menembus Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa seperti Belgia Jerman, dan Italia" ungkap Uu.

Ditambahkanya, beras organik produksi Gapoktan Simpatik rata-rata dijual dengan harga Rp 21.000/kg untuk beras putih dan Rp 22.000 - 25.000/kg untuk beras merah.

Di Amerika Serikat, harga perkilonya meningkat menjadi sekitar Rp 50.000/kg.

Beras organik relatif lebih mahal, menurut Uu karena dalam prosesnya ada tahapan-tahapan kegiatan produksi, yang harus dilaporkan ke lembaga proses sertifikasi, untuk kemudian diperoleh sertifikat organik.

"Dengan begitu, tidak bisa mengklaim bahwa beras yang diprodukai adalah beras organik, karena ada proses dan tahapan sertifikasinya," jelas Uu.

Menurut Ridwan Kamil, tren budidaya pertanian organik dan kebutuhan terhadap produk-produk pertanian organik saat ini memang sedang meningkat di beberapa negara seiring kesadaran penduduk di negara tersebut terhadap konsumsi makanan sehat yang bebas dari pestisida.

Budidaya dan produksi beras organik ini, menurut Emil adalah terbukanya peluang bagi para petani di Jawa Barat untuk meningkatkan pendapatan sekaligus kesejahteraan mereka.

Oleh karena itu, Emil mendorong para petani di Jawa Barat untuk beralih ke budidaya pertanian organik. "Perlu edukasi agar para petani beralih ke budidaya organik, sekaligus diberikan contoh keberhasilan dan kesejahteraan yang diperoleh petani yang menjalankan budidaya padi organik" tegas Ridwan Kamil.

Selain meningkatkan kesejahteraan, budidaya pertanian organik juga dapat mengatasi krisis regenerasi bidang pertanian. Dalam pandangan Emil, banyaknya anak-anak petani yang tidak lagi melanjutkan profesi orangtuanya di bidang pertanian, dan memilih bekerja di sektor industri, karena hasil yang diterima dalam bentuk UMR dinilai lebih menarik.

Solusinya, menurut Emil, saat ia terpilih sebagai gubernur nanti adalah adalah menghadirkan program "Satu desa satu produk," atau "One village, one product".

Menurut Emil, program ini akan memberikan aktifitas tambahan kepada para petani dan anak petani, di luar profesi utama yang ditekuni.

"Para petani di sela waktu luang, ataupun saat tidak menggarap lahan pertanian, tetap punya aktifitas yaitu mengkreasi produk. Dengan begitu pendapatan dari pertanian meningkat, juga ada kegiatan sampingan yang memberikan tambahan penghasilan" pungkasnya.(Yones)

Berita Terkait