Embung Geyongan Kering, Petani Cirebon Minta Solusi ke Pemerintah Daerah



Cirebon,Beritainspiratif.com - Wilayah Kecamatan Arjawinangun, Gempol dan Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon terancam kekeringan, tanaman padi pun terancam gagal panen, terlihat dengan keringnya embung yang berada di Desa Geyongan, yang merupakan sumber air untuk beberapa desa di tiga kecamatan tersebut.

Embung seluas 4 hektar tersebut, dan merupakan andalan para petani untuk mengairi area sawahnya dan kebutuhan warga beberapa desa diwilayah itu, kini sudah tidak berair lagi. Bahkan jadi ajang bermain, tidak sedikit selfi ria karena di tumbuhi rumput yang hijau.

Kekeringan embung baru 10 hari, namun saat ini petani sudah kebingungan, karena embung tersebut satu-satunya sumber air diwilayah Arjawianngun dan sekitarnya, sehingga kalau sampai satu bulan kedepan tidak ada air dipastikan petani gagal panen. Ribuan hektar tidak akan tertolong.

“Saat ini kita hanya mengandalkan tata gilir air yang sudah kita sepakati bersama, dari saluran irigasi sungai Ciwaringin, dengan bergiliran mengambil air dari sungai di Rajagalauh melalui sungai Walahar kemudian sampai ke wilayh kita, itupun dilakukan 15 hari sekali,” terang Sutadi salah seorang warga Desa Winong kepada awak media, Jumat (5/7/2019)

Menurutnya saat mulai bergiliran diirinya bersama perangkat desa setempat akan mengawal air dari sungai di Rajagaluh hingga sungai Walahar sampai ke saluran sungai masuk ke wilayahnya yang memakan waktu 24 jam.

“Agar air bisa sampai ke wilayah sungai kita, harus dikawal karena saat ini musim kemarau bisa saja ditengah jalan disedot warga lain sehingga saat aliran air datang harus kita kawal, agar masyarkat bisa memanfatkannya, karena hanya satu hari kemudian kembali gilir desa lainnya,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan warga lainnya Kurdi, dengan keringnya embung Geyongan saat ini warga kesulitan mencari air, baik untuk lahan pertanian maupun untuk kesehariannya. Karena embung seluas 4 hektar itu andalan tiga kecamatan.

“Bagi keluarga yang mampu bisa beli air bersih untuk kebutuhan sehari-harinya, tetapi bagi kita hanya mengandalkan air sungai, sehingga saat kita dapat gilir air ya kita manfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari dengan mengambil dari sungai saat airnya datang karena kena gilir,” katanya.

Dikatakannya dalam sebulan kedepan tidak ada air dipastikan tanaman padi akan mengalami gagal panen, kita akan buang biaya yang sudah kita keluarkan cukup tinggi, untuk satu bau (700m2) saja biaya yang dikeluarkan capai 4 – 5 juta.

“Kalau sampai tidak ada air hujan atau air lagi di embung itu petani akan merugi karena tanaman padi tidak akan tertolong, dipastikan akan mengalami gagal panen, karena saat ini tanaman padi baru berumur 60 hari,” ungkapnya. (Dekur)

Berita Terkait