Dinkes Kota Bandung: Bullying dan KDRT Adalah Faktor Pemicu Terjadinya ODGJ



Bandung, Beritainspiratif.com - Untuk menekan angka pasien 'Orang Dengan Gangguan Jiwa' (ODGJ), Pemkot Bandung hadirkan konseling kejiwaan di dua UPT Puskesmas yakni Buah Batu dan Kiaracondong. Hal itu  merupakan untuk mencegah terjadinya ODGJ Berat. Pasalnya, tidak sedikit dari masyarakat yang tidak peka terhadap gejala-gelaja ODGJ.

"Tidak banyak yang menyadari faktor ODGJ itu kerap Kita temui, diantaranya sering dibully di sekolah atau dirumah, kemudian istri yang sering mengalami Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Hal itu akan memicu gejala-gejala masalah kejiwaan, apabila dibiarkan dengan tidak konseling dan tidak terapi, lambat laun akan masuk ke ODGJ berat," ungkap Kepala Seksi Pencegahan Penyakit Menular dan Kesehatan Jiwa Dinkes Kota Bandung, Intan Anisa Fatmawati usai acara launching Asmara Sejiwa (Atasi Bersama Sehat Jiwa) di UPT Babakansari, Kota Bandung Rabu (19/02/2020).

Menurutnya, masyarakat jangan membiarkan diri sendiri atau pun keluarga jika kerap mengalami tekanan, baik dalam rumah tangga, sosial ataupun pekerjaan. Pasalnya, jika seseorang terkena ODGJ Berat itu pasti tidak bisa melakukan aktifitas seperti biasa dan itu gejala yang sudah pasti.

"Justru yang ringan itu jarang dirasakan kalau itu sebagai pemicu menuju ODGJ Berat. Misal kalau yang ringan itu sering sedih tanpa bisa di jelaskan penyebabnya apa, sering murung dan juga melamun," jelasnya.

Karena itu, jika punya banyak masalah berkelanjutan tanpa ada pemecahan, Intan mengatakan hal tersebut dapat bergeser menuju ODGJ berat.

"Kalau dimasyarakat umum bahasanya stres. Dengan adanya konseling kejiwaan, masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas tersebut jika malas untuk bercerita dengan orang terdekat," ucapnya.

Selain itu, fasilitas yang ada di UPT Puskesmas tersebut, diberikan kepada mereka yang masih menunjukan gejala ringan.

"Dan itu bisa di konseling di level Puskesmas, tapi kalau sudah cukup berat dan membutuhkan terapi atau obat, kita rujuk ke Klinik Jiwa atau ke RS," katanya.

Kendati demikian, kesadaran masyarakat untuk berbagi beban harus berdasarkan keinginan sendiri.

"Kalau kita ada masalah berat lebih baik kita cari orang yang bisa di percaya untuk bercerita, karena kalau sudah menderita ODGJ berat agak repot dan sulit menanganannya. Bahkan,  cukup lama dan butuh waktu bertahun-tahun," pungkasnya.

(Mugni)

Berita Terkait