DBD Di Jabar Meningkat, Sudah di Fogging Belum Tentu Aman



Bandung, Beritainspiratif.com - Membasmi nyamuk aedes aegypti sebagai pemicu demam berdarah dengue (DBD), dengan cara pengasapan atau fogging dinilai tidak efektif, sebab cara tersebut hanya efektif untuk membunuh nyamuknya saja. Sementara sarangnya tidak tersentuh.

"Fogging tidak efektif untuk mengurangi risiko DBD. Jangan sampai sudah difogging kita merasa aman. Padahal penting juga pemberantasan sarang nyamuknya," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Jawa Barat Uus Sukmara, di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (8/2/2019).

Selain itu, ungkap dia, pelaksanaan fogging juga tidak bisa sembarangan. Standarnya fogging itu dilakukan dalam dua siklus selama satu minggu. Karena itu bertujuan untuk memberantas nyamuk dewasa yang baru melewati masa pertumbuhan.

"Standarnya fogging itu dua kali, kalau daerah endemis tinggi siklusnya dua minggu," katanya.

Selain itu, lanjut dia, tindakan fogging juga tidak boleh asal-asalan. Masyarakat harus melihat terlebih dulu penyebaran dari nyamuk penyebar virus DBD tersebut. "Jadi disarankan (pelaksanaan fogging itu) didukung dengan data juga," ucapnya.

Pihaknya mengimbau agar tindakan fogging itu tidak dijadikan cara utama dalam pemberantasan nyamuk DBD. Sebaiknya fogging juga didukung dengan pemberantasan sarang nyamuk agar dampaknya semakin efektif.

"Fogging penting tapi harus dibarengi dengan pemberantasan sarang nyamuknya," ujarnya.

Siang tadi, di Gedung Sate juga digelar tindakan Fogging. Langkah itu dilakukan untuk meminimalisir kehadiran nyamuk aedes aegypti. Meski bukan cara paling efektif tapi setidaknya menekan keberadaan nyamuk tersebut.

"Fogging itu salah satu cara meski bukan paling efektif, karena telur-telurnya masih ada. Tapi minimal nyamuk-nyamuknya sudah enggak ada," ungkap Azis Zulfikar Kabag Humas Provinsi Jabar.

Sejak awal Januari 2019 kasus DBD di Jabar terus meningkat, hingga 31 Januari tercatat ada 18 orang meninggal dengan jumlah kasus sebanyak 2.461.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Jawa Barat, sejak awal Januari 2019 kasus DBD terus mengalami peningkatan. Dari jumlah tersebut terdapat 5 daerah dengan jumlah kasus cukup banyak.

Kota Depok 319 kasus, Kabupaten Bandung 236, Kota Bandung 224, Kabupaten Bandung Barat 227 dan Kota Cimahi sebanyak 200 kasus. Sementara untuk seluruh wilayah Jabar per tanggal 31 Januari tercatat ada 2.461 kasus dengan korban meninggal sebanyak 18 orang, pungkasnya.

(Yanis)

Berita Terkait