BPPT Siap Bangun 22 Buoy Tsunami yang Rusak



Jakarta, Beritainspiratif.com – Belajar dari terjadinya berbagai bencana, sudah seharusnya langkah mitigasi merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat di wilayah yang berpotensi bencana, sehingga mereka memiliki waktu yang cukup untuk evakuasi.

Untuk itu, buoy diperlukan untuk mendeteksi dini gelombang tsunami. "Sangat dibutuhkan untuk mendeteksi dini atau early warning system, baik untuk tsunami maupun untuk bencana lain," ungkap Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam (TPSA) BPPT Hammam Riza, di Jakarta, Kamis, (4/10/2018) dari laman BPPT.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menyatakan siap untuk membangun alat deteksi dini tsunami, buoy, untuk mendeteksi dini gelombang tsunami.

"BPPT memiliki pengalaman dalam membuat buoy pendeteksi tsunami, dan siap jika ditunjuk untuk membuatnya lagi," kata Hammam.

Hammam mengatakan bahwa ahli Geologi menyarankan agar buoy disebar sebanyak 23 lokasi di seluruh Indonesia, dan biaya operasional buoy tersebut sangat tinggi, bisa mencapai Rp600 juta. "Harga satu buoy diperkirakan sekitar Rp6 miliar, serta rata-rata biaya perawatan bisa 10 sampai 20 persen per tahun," kata Hammam.

Hammam juga mengatakan bahwa Indonesia memiliki ketahanan nasional bencana, sehingga Indonesia harus memiliki master plan dalam urusan recovery dan mitigasi bencana, sehingga infrastruktur krusial di area bencana seperti listrik hingga akses jalan bisa diakali.

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Sutopo Purwo Nugroho, menyebutkan 22 buoy tsunami milik Indonesia tidak berfungsi karena rusak.

Saat ini Indonesia tidak memiliki buoy yang aktif untuk alat deteksi dini, Indonesia hanya mengandalkan alat seismograf untuk mengukur gempa dalam mendeteksi tsunami.  (Yanis)

Berita Terkait