Beras Organik Cilawu Garut, Tingkatkan Kesejahteraan Petani



Garut,  Beritainspiratif. com-Sejak ditandatangani nota kesepahaman pada tanggal 10 April 2017 antara Bank Indonesia (BI) , Unpad dan Pemkab Garut  di Desa Mangkurakyat, Kecamatan Cilawu, Kabupeten Garut. Upaya untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian terutama di sektor beras sangat penting dalam menjaga stabilitas harga.

[caption id="attachment_6892" align="alignleft" width="150"] Yanis (kiri) bersama Ketua Kelompok Tani Ciawitali Garut Ade Ahmad[/caption]

Jika harga beras terkendali, harga pangan lain pun diyakini akan terkendali, selain progres melalui upaya meningkatkan praduktivitas beras, upaya untuk menekan inflasi juga dilakukan dengan memperpendek mata rantai distribusi.

 

Berdasarkan data potensi beras di Garut sangat tinggi, memiliki produksi padi terbesar ke-5 di Jawa Barat, yaitu sebesar 160.668 hektar dengan rata-rata produksi sebesar 972 ton, atau sekitar 117 kuintal per hektarnya.

Pada satu kesempatan kunjungan kepada Ketua Kelompok Tani Ciawitali Ade Ahmad yang merupakan salah satu wilayah di Cilawu Garut yang memiliki lahan untuk pengembangan beras organik, menyampaikan, dari total lahan  90 ha bersama kelompok  simpay wargi II tercatat sebesar 20 ha merupakan lahan beras organik yang dapat melakukan panen setiap 2 tahun sebanyak 5 kali.

kelompok tani Ciawitali ini telah menerapkan sistim pertanian organik sesuai SNI 6729:2016 dan memiliki sertifikat sejak 12 Desember 2017.

[caption id="attachment_6893" align="alignleft" width="150"] Ade Ahmad Ketua Kelompok Tani dengan Beras Organik Kebanggaannya[/caption]

Ade Ahmad lebih lanjut menyampaikan pemasaran beras yang dulu dijual kepada tungkulak sekarang sudah dapat dipasarkan sendiri ke swalayan, sudah berjalan permintaan rutin dari pihak unpad, sedangkan harga jual beras organik dari kelompok petani berkisar 18 ribu sudah dilakukan pengepakan di pasar dapat terjual hingga harga  20-25 ribu, sedangkan harga beras biasa berkisar 12 ribu /kg dengan rasa beras organik jauh lebih enak dari beras biasa.

"Perbedaan pengolahan lahan pertanian antara beras organik yang menggunakan kompos berbeda dengan beras biasa yang menggunakan bahan kimia," ujar Ade Ahmad.

 

Selain itu,  timpal Ade, apabila panen tiba hasil penjualan beras organik dibagikan kepada para petani anggota kelompok sesuai luas lahan yang dimiliki masing masing anggota, serta penjualan beras organik dikoordinir kelompok tani. Hasil penjualan beras organik ini sangat membantu petani dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.

Disamping itu beras organik penerapannya terbilang ramah lingkungan dan dari sisi manfaat, beras organik jauh lebih sehat dibandingkan beras biasa.

Cilawu Garut merupakan kawasan pengembangan desa organik yang sudah dicanangkan Pemkab Garut dalam mengembangan produksi organik di wilayah Garut.

Berita Terkait