Bandung Menjawab: Kecamatan Gede Bage dan Panyileukan Paparkan Program Unggulan



Bandung, Beritainspiratif.com - Pemerintah Kota Bandung kembali menggelar Bandung menjawab, kali ini dua kecamatan di Bandung Timur bersaing positif memaparkan program unggulan masing-masing. Adapun tema yang diusung adalah 'Sosialisasi Program Unggulan dan Produk Inovatif Kecamatan Gedebage dan Panyileukan', yang menjadi narasumber adalah Camat Gedebage, Bambang Sukardi dan Camat Panyileukan, Hamdani.

Keduanya memaparkan program unggulan dan produk inovasi dari masing-masing wilayah kepemimpinannya. Dihadapan media, Camat Gedebage, Bambang Sukardi menceritakan tentang Program Omaba, yakni Ojek Makanan Balita, berupa pelayanan makanan gratis untuk anak-anak di wilayah Kecamatan Gedebage.

"Dulu di tahun 2012 ada kasus gizi buruk yang menimpa 20 orang anak di Gedebage, dari situ pihak Pemerintah Kecamatan Gedebage berpikir untuk menanggulangi hal tersebut, dipimpin Kepala Puskesmas setempat, Sony, waktu itu, akhirnya terbentuklah Omaba dan tetap jalan sampai sekarang," kata anggota Omaba, Marliani.

Lebih lanjut Marliani menjelaskan, Omaba merupakan pelayanan makanan gratis yang porsinya sesuai dengan standar kesehatan bagi anak-anak balita. Hal tersebut bertujuan mencegah terjadinya kembali kasus gizi buruk. Terbukti, kini tidak lagi ada kasus tersebut, meski Marliani mengakui, masih ada anak yang mengalami gizi kurang.

"Untuk sekarang rata-rata tiap hari kami mengantarkan 10 sampai 11 porsi makanan kepada anak-anak yang membutuhkan dan alhamdulillah setelah berjalannya program Omaba, gizi buruk lenyap, tinggal kasus gizi kurang saja yang masih ada dan itu pun tidak terlalu memprihatinkan," jelasnya.

Tak mau kalah, pada kesempatan yang sama Camat Panyileukan, Hamdani, juga menyampaikan salah satu program unggulan di wilayah kepemimpinannya, yakni program gerakan inisiatif komunitas warga dalam menanggulangi banjir, program tersebut bernama Dona Safitri.

Bukan artis atau bintang film, Dona Safitri merupakan kependekan dari 'Donasi Sarebur Rupiah per-umpi untuk Sungai Cisalatri' yakni berupa iuran warga sebesar Rp1.000 untuk menyediakan fasilitas dan pendanaan program - program yang dapat menanggulangi banjir lewat pemeliharaan Sungai Cisalatri.

"Ini gerakan sumbangan dari masyarakat, kepedulian masyarakat, untuk bagaimana memelihara sungai Cisalatri menjadi sungai yang betul - betul bisa berfungsi sebagai sungai, karena 6 dari cabang dan anak cabang sungai Citarum dari wilayah panyileukan itu semua muaranya ini ke sungai Cisalatri, dari Cisalatri bermuara ke sungai Cinambo, dan berakhir di Citarum," paparnya.

Karenanya, Hamdani optimis menjelang masuknya musim penghujan di akhir 2018 panyileukan akan bebas banjir. "Kalaupun ada mungkin hanya genangan, tapi saya pastikan ketinggiannya tidak sampai semata kaki," tandasnya.            (Tito)

Berita Terkait