Majalengka, Beritainspiratif.com - Hakikat ibadah puasa yakni menunda kesenangan. Segala sesuatu dicapai melalui serangkain proses kerja, tidak secara instan.

“ Islam adalah agama yang menghargai proses. Allah hanya mau bertemu orang yang bekerja keras, bukan yang korupsi , bukan yang memina –minta, bukan orang yang menipu.,” kata Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdatul Uama (LD PBNU), KH Maman Imanulhaq, dalam kotbah Jumat di Masjid Al- Ikhwan, Desa Burujul Wetan , Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Jumat (18/5).

Maman Imanulhaq menegaskan, Allah juga menyuruh kita untuk menggapai impian besar dengan cara yang baik, tak menabrak aturan.

”Kita disuruh mencapai kedudukan tertinggi, tetapi bukan dengan cara curang, menyebarkan hoax, memfitnah, sikut kiri–sikut kanan dan lain- lain.” ujar Kang Maman, sapaan Maman Imanulhaq.

Karenanya, Kang Maman mengajak para jamaah menjadikan ibadah puasa di bulan Ramadhan sebagai latihan dan belajar untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah.

“Puasa yang baik adalah puasa yang menjadikan Ramadhan sebagai madrasah nurani sehingga nurani kita menjadi seimbang antara nilai Ketuhanan dan nilai kemanusiaan, seimbang antara doa adan usaha," ujarnya.

Pengasuh Pondok Pesantren Al –Mizan , Jatiwangi itu juga menekankan pentinnya jamaah terus meningkatkan keimamnan kepada Allah. Menurut dia, iman identik dengan amanah dan amanah identik dengan aman.

“Orang yang beriman pasti amanah. Orang yang amanah pasti tenang dan aman. Dirinya bisa menciptakan rasa aman bagi lingkungannya,” katanya.

Namun menurut Kang Maman, banyak orang yang mengklaim dirinya beriman tapi tindakanya tak mencerminkan keimanannya kepada Allah. Oleh sebab itu, ia meminta para jamaah terus meningkatkan kwalitas keimanannya di bulan Ramadhan ini.

“Sehingga kita merasa Allah terus -menerus mengawasi kita,” ujarnya.

Kang Maman menuturkan, merasa terus diawasi oleh Allah menjadi sangat penting terutama jika dikaitkan dengan kondisi sosial kita hari- hari ini. Problem utama dari nilai kemanusiaan dan kebangsaan kita adalalah lunturnya nilai – nilai keimaman.

“Ada yang mengaku beriman tetapi dia tidak bertanggung jawab kepada dirinya dan lingkungan. Mereka korupsi dan melakukan penghancuran sumber daya alam, yang jauh dari nilai –nilai iman kepada Allah,” ujar Kang Maman.

(Yones)

.