Bali, Beritainspiratif.com - Dalam perhelatan akbar Indonesia - Africa Forum (IAF), Bali, 10-11 April 2018 pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, menginisiasi pembentukan satuan tugas (task force) Infrastruktur Indonesia ke Afrika.

“Pemerintah Indonesia akan membentuk Task Force atau satuan tugas (satgas) dan akan mengunjungi beberapa negara di Afrika yang potensial.

 

"Saya kira dalam waktu tidak lama hal ini akan terealisasi,” ujar Menko Maritim, Luhut B. Pandjaitan saat diwawancarai awak media seusai menghadiri pembukaan IAF yang ditandai dengan pemukulan alat musik Tifa oleh seluruh wakil pemerintah RI dan seluruh delegasi yang hadir dan dipimpin oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, di Nusa Dua, Bali, Selasa (10/4).

Satgas ini sendiri, menurut Menko Luhut berfungsi sebagai badan yang dapat memecahkan setiap masalah yang menjadi hambatan, dan juga dapat mendorong setiap potensi yang ada. Badan ini beranggotakan wakil dari pemerintah, BUMN (Badan Usaha Milik Negara), kalangan swasta dan perbankan nasional.

“Kita harus fokus, pembentukan task force to Africa untuk membantu memecahkan masalah. Kami ingin semuanya mudah, regulasi akan kita adjust.

 

Kita siapkan mekanisme pembiayaan. Yang penting berdasar kepada kepentingan bangsa, transparansi adalah mutlak.

 

PT INKA akan ada proyek kereta di Afrika, begitu juga PT WIKA dan BUMN kontruksi lain bangun infrastruktur disana, PT PAL dan PT DI akan ekspansi ke sana, Standard Chartered dan Bank Exim pun akan kita libatkan,” terang Menko Luhut.

Negara-negara di Afrika yang dituju oleh berbagai proyek tersebut diantaranya, Senegal, Nigeria, Mozambik, Zambia, Aljazair dan berbagai negara di Afrika lainnya.

Ajang IAF 2018 ini dimaksudkan untuk mempererat persahabatan dan peningkatan kerjasama Indonesia-Afrika, Menko Luhut menjelaskan, hal ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, dimana persahabatan antara Indonesia – Afrika sudah terjalin begitu erat sejak diselenggarakannya Konfererensi Asia Afrika pada tahun 1955.

KAA saat itu mempunyai pengaruh besar terhadap negara-negara di Asia-Afrika, yang sebagian besar masih belum merdeka.

Menko Luhut mengatakan Presiden juga meminta agar Indonesia mencari pangsa pasar baru dan berekspansi ke benua Afrika dengan asas saling menguntungkan.

"Selama ini kita hanya mengandalkan pangsa pasar tradisional, semisal di negara-negara di Asia, Eropa," ujar Menko Luhut.

“Hubungan ini berjalan baik, walau masih baru tapi sudah hampir 600 juta dollar dealnya, pengembangan lain akan lebih besar ke depannya. Dan mereka juga punya bahan-bahan yang kita butuhkan, misalnya kita kan mau bikin lithium battery, nah cobalt itu kita punya, tapi tidak cukup jumlahnya dan Afrika itu punya, dan kita mungkin akan impor dari mereka, jadi saling menguntungkan begitu,” jelas Menko Luhut.

Perhelatan akbar IAF 2018 dihadiri oleh delegasi dari 46 negara di benua Afrika. Dalam ajang ini juga diadakan berbagai ajang pertemuan bilateral antara pemerintah Indonesia dan berbagai negara di Afrika.

Selain itu dimeriahkan pula oleh berbagai side event dari BUMN-BUMN Indonesia yang sangat menarik perhatian para delegasi tersebut. (Yones)