Kota Bandung, Beritainspiratif.com - Posbindu atau Pos Pembinaan Terpadu memiliki peran penting dalam mendorong dan mewujudkan pemberdayaan lansia guna meningkatkan kesadaran kesehatan. ‘Sehat itu dimulai dari diri kita sendiri”, untuk itu, rajin-rajinlah kita melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.

Jika pemeriksaan kesehatan di fasilitas umum itu memerlukan biaya yang cukup mahal, tetapi tidak dengan hadirnya Posbindu di Posyandu Manggis RW 17 Sarimas Kelurahan Sukamiskin, Arcamanik Kota Bandung, semua bisa gratis bagi warga RW 17 Sukamiskin kita tinggal memiliki kemauan saja untuk hadir.

Kegiatan Posbindu ini merupakan kegiatan yang kedua, setelah sebelumnya digelar pada 21 Desember 2022 lalu saat dilakukan launching.

PKK RW 17 Sarimas ini tidak saja memiliki kegiatan Posbindu, di Posyandu Manggis ini juga terdapat Posyandu Remaja pertama di Kecamatan Arcamanik Kota Bandung.

“Posyandu Remaja ini diberi nama ‘Dan De Lions’ dan telah di launching oleh Sekcam Kecamatan Arcamanik M. Arief Budiman, pada Sabtu (18/12/2021) lalu,” ujar M. Muaf Ketua RW 17 Sarimas Sukamiskin.

Baca Juga: Pertama di Arcamanik, Sukamiskin Launching Posyandu Remaja RW 17 Sarimas

Pada kegiatan Posbindu di Posyandu Manggis RW 17 Sukamiskin pada Sabtu, 17 Juni 2023 kemarin, pemeriksaan kesehatan yang dilakukan dalam lingkup ‘Skrining penyakit tidak menular’, meliputi timbang berat badan, Tinggi badan, Lingkar perut, Tekanan Darah, gula darah dan asam urat (kegiatan pertama,red), serta konsultasi Dokter.

Kegiatan Posbindu di RW 17 Sukamiskin merupakan kerja sama dengan PKK RW 17, Posyandu Manggis dengan Tim dari Fakultas Kedokteran Unpad yang digawangi oleh Dokter Gozali, lalu UPT Puskesmas Kecamatan Arcamanik dan warga RW 17 Sukamiskin lainnya.

Acara dibuka oleh Ketua RW 17 Sukamiskin M. Muaf menyampaikan kegiatan Posbindu dan Posyandu Remaja di Posyandu Manggis ini diharapkan dapat berjalan lancar dan bermanfaat bagi kesehatan warga Sarimas.

“Kami persilahkan warga untuk memanfaatkannya, disini ada pemeriksaan gula darah dan kolesterol, terutama bagi warga yang pada pemeriksaan yang lalu merasa tinggi,” ungkap Ketua RW 17.

Selain melakukan pemeriksaan kesehatan, kegiatan di Posbindu Posyandu Manggis ini juga dilakukan penyuluhan kesehatan kepada warga dengan narasumber Dokter Gozali dari Fakultas Kedokteran Unpad.

Dokter Gozali yang juga didampingi Dokter Nadina dan Dokter Kiki menyampaikan tema 'asesmen kesehatan nutrisi penyakit tidak menular', antara lain memaparkan 5 pilar hidup sehat.

Baca Juga: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Jawa Barat 2023 Tertinggi Nasional

Diungkapkan Dokter Gozali yang juga Ketua RT di RW 17 Sukamiskin, bahwa penting bagi kita semua untuk memiliki alat ukur tekanan darah digital di rumah sendiri, mengingat sakit itu datang tiba-tiba tanpa terasa (tidak seperti batuk), tahu-tahu kita terkena strok.

“Data menunjukkan bahwa dari 84 orang yang datang ke Posbindu (6 bulan lalu, pada 21 Desember 2022), yang memiliki tekanan darah dibawah 120 (normal), hanya 20 orang. Jadi mayoritas warga Sarimas yang datang tersebut ada di posisi Pre Hipertensi,” tegasnya.

Pentingnya memiliki alat tekanan darah sendiri di rumah, bagi warga Sarimas yang belum memiliki, nanti akan dibagikan oleh Ketua RW.

“Nanti satu RT di Sarimas akan dibagikan satu alat ukur tekanan darah, doakan saja,” ungkapnya.

Baca Juga: REKOR! 99 Persen Ketua RW di SWK Tegallega Hadiri Sosialisasi Kang Pisman

Dijelaskan bahwa apa yang terkandung di dalam darah berasal dari makanan yang merupakan sumber energi terutama glukosa. Glukosa yang tinggi itu menyebabkan fleksibilitas pembuluh darah berkurang. Nikotin dari rokok atau dari vape, mengurangi fleksibilitas dari pembuluh darah.

“Sehingga salah satu penyebab hipertensi adalah kadar glukosa yang tinggi atau diabetes. Bagi yang glukosa tinggi diatas 100, berarti kemampuan hormon kita sudah menurun. Jadi kalau sering makan banyak tapi kadar glukosanya masih baik, terbukti dari hasil pemeriksaan 6 bulan lalu 80 orang warga tercatat Obesitas. Ini diukur dari berat badan dan lingkar perut, sehingga orang yang obesitas, tekanan darah yang dipompa menjadi lebih besar dan berakibat obesitas akan menjadi diabetes lalu diabetes itu akan menjadi hipertensi, hingga berujung pada strook,” tuturnya.

Dokter Gozali yang juga menjabat sebagai Ketua DKM setempat, mengatakan bahwa aktivitas yang kurang karena glukosanya tidak bisa dimanfaatkan dan jadi timbunan dapat berakibat hipertensi, apalagi merokok yang akan lebih meningkatkan resiko.

“Artinya obesitas, glukosa, dan darah tinggi itu meningkatkan resiko munculnya strook,” jelasnya.

“Untuk itu penting untuk memperhatikan 5 pilar hidup sehat yakni diet gizi seimbang, olahraga dan aktivitas fisik, tidur cukup, tidak merokok/minum alkohol, dan mengelola stress,” lanjutnya.

“Diperlukan olah raga rutin minimal jalan kaki selama 30 menit. yang namanya olah raga itu bukan yang bikin orang cape apalagi stres. Olah raga itu bukan mengejar keringat. Lalu tidur yang cukup. Untuk tidur orang dewasa di atas 30 tahun minimal tidurnya 6 jam/boleh lebih (anak-anak minimal 8jam),” terangnya.

Untuk gizi seimbang lanjut Gozali, yang dimaksud beraneka ragam adalah yang didalamnya terdapat nasi, sayur, protein hewani dan protein nabati, lalu diimbangi dengan aktivitas fisik.

“Artinya porsi makan kita sesuaikan dengan aktivitas kita,” ungkapnya.

Baca Juga: 2 Minggu Lagi Kolam Retensi Babakan Ciparay dan Rancasari Akan Selesai

Dilanjutkan, bahwa mulai saat ini, apalagi usianya sudah diatas 40 tahun, hindari strok, diabetes, obesitas dengan menerapkan pola makan yang seimbang dan olahraga, kemudian dibarengi dengan selingan buah-buahan yang kaya dengan serat atau air seperti semangka, melon, pepaya, pisang dan lainnya.

“Lapar itu muncul karena asam lambung kita meningkat. Ketika asam lambung meningkat, dengan memakan buah, maka asam lambung itu akan ternetralisir oleh serat dan vitamin yang ada didalam buah, selanjutnya diikuti dengan minum air mineral,” paparnya.

Terkait makan, Dokter Gozali tidak menganjurkan makan bubur, mengingat bubur tersebut untuk bayi, selain itu dalam bubur tersebut memiliki index glukosa yang tinggi.

“Kalau bubur kacang sendiri memiliki serat dan mengandung gizi, itu baik untuk dikonsumsi, dibandingkan dengan kacang tanah/kacang goreng yang banyak mengandung  kolesterol harus dihindari,” jelasnya.

Dokter Gozali mengajak hadirin mulai hari ini hindari makanan ‘Gula dan Tepung’. Lalu bagaimana cara menghindarinya?.

“Gulanya digunakan untuk bumbu dapur saja pengganti bumbu dapur, misalnya masakan atau sambalnya dicampur dengan gula," tuturnya.

"Kita harus bisa kontrol pemakaian gula dan sejenisnya (gula merah dll, red). Apalagi minum kopi, dengan gula dan bala-bala” lanjutnya.

“PR nya adalah makan teratur, 3 kali makan utama, dan 2 kali makan selingan seperti buah, kacang hijau, (pagi/sore). lalu perhatikan jumlah makanan yang dikonsumsi. Serta hindari cemilan dan makanlah buah-buahan yang berair, pada waktunya,” jelasnya.

“Stop makanan bertepung dan bergula, kecuali gula sebagai bumbu masakan. Niatkan mulai sekarang gula sebagai bumbu, stop jeroan, dan mulai membiasakan berolahraga secara rutin," pungkasnya.

Lihat Berita dan Artikel lainnya di: Google News 

(YI) 

-Pemerintah Resmi Cabut Aturan Wajib Pakai Masker

-Penjelasan Bappelitbang dan DPRD, Terkait Kenaikan Insentif RT dan RW Kota Bandung

-YUK MERAPAT! Kota Bandung Buka 4.000 Lowongan Kerja di Job Fair, Ini Linknya!

-SUKAMISKIN Lolos 3 Besar Lomba Desa dan Kelurahan Tingkat Provinsi Jawa Barat