Bandung, Beritainspiratif.com - Masih ingatkah kita ketika 2 tahun lalu tepatnya April tahun 2016, seorang anak Indonesia telah mengharumkan bangsa Indonesia menjadi peserta termuda pada pada Musabaqah Hifzhil Quran (MHQ) International di Sharm El-Sheikh, Mesir.

Peserta termuda dan postur terkecil pada waktu itu berhasil menjadi yang terbaik ketiga diajang lomba hafidz anak tingkat dunia dengan peserta yang lainnya yang rata-rata berusia 8 tahun keatas.

Seperti dilansir bimaislam. Kemenag.go.id, La Ode Musa, biasa disapa Abang Musa. Adalah putra dari pasangan Laode Abu Hanifa (34) dan Yulianti (29).

Lahir di Bangka Barat pada 26 Juli 2008, musa adalah anak pertama dari empat bersaudara. Adiknya Lukman (5) Hindun (3) dan Zainal (1). Seperti layaknya anak kecil, musa pun mengalami kesulitan saat pertama bejalar al Qur’an.

“Awalnya ya susah belajar Al-Qur’an, tapi karena Abinya (bapak-red) istiqomah dan sabar dalam mendidik ilmu agama alhamdulillah hasilnya bagus”, ungka Yulianti yang berniat menjadikan semua anaknya hafal Al-Qur’an.

Meski sudah jadi juara Yulianti berharap anaknya akan lebih giat belajar. “Harus lebih giat belajar, jangan sampe malah tidak belajar”, harapnya.

Yulianti juga menuturkan kalau anaknya biasa saja, cuma dia menerapkan disiplin yang tinggi. “Seminggu ada waktu satu hari untuk bermain, selebihnya ya belajar, untuk yang umum-umum belajar sama saya”, aku Yulianti.

Musa berhasil melewati berbagai soal yang diujikan, bahkan membuat takjub para dewan hakim. MHQ Internasional Sharm El-Sheikh kali ini diikuti  80 orang dari 60 negara.

 

Selain Indonesia dan tuan rumah Mesir, ada Sudan, Arab Saudi, Kuwait, Maroko, Chad, Aljazair, Mauritania, Yaman, Bahrain, Nigeria, Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina, Thailand, Australia, Ukraina, dan negara-negara lainnya, demikian seperti dilansir sejumlah media online.

Musa bukanlah yang pertama membawa harum nama Indonesia, tapi Musa menjadi istimewa karena usianya yang masih belia. Andai musa ikut kejuaraan itu beberapa tahun kemudian, bukan tidak mungkin dirinya akan menjadi yang terbaik.

 

Musa kecil masih memiliki kendala untuk melafalkan huruf “R” tapi jangan tanya soal hafalan al-Qur’an, dia berhasil membuat pemerintah Mesir takjub.

Selain diganjar juara 3, Musa mendapat undangan kehormatan dari pemerintah Mesir pada peringatan Malam Lailatul Qadar.

Disebutkan bahwa Presiden Mesir memberikan penghargaan secara langsung kepada Musa.

 

Pemerintah Mesir akan menanggung biaya tiket dan akomodasi selama mereka berada di Mesir. Menteri Gomaa menyampaikan takjubnya kepada Musa yang berusia paling kecil dan tidak bisa berbahasa Arab, tapi menghapal Al-Qur’an dengan sempurna, jelas Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Kairo, Lauti Nia Astri Sutedja dalam rilisnya kepada media.

(Kaka)

Foto: bimaislam.kemenag.go.id