Bandung, Beritainspiratif.com – Menilik hasil survei dari Litbang Kompas, Tim Pemenangan RINDU atau Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul harus melakukan evaluasi dan mengambil langkah-langkah strategis untuk memenangkan pasangan nomor urut 1 dalam Pilkada Jabar 2018.

 

Demikian ditegaskan Ketua Tim Pemenangan RINDU Saan Mustopa di Bandung, Rabu (14/3).

Hasil survei Litbang Kompas yang dirilis hari ini menyebutkan elektabilitas pasangan Rindu sebesar 39,9 persen. Sementara elektabilitas pesaingnya, Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi sebesar 42,8 persen suara. Disusul pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) meraih 7,8 persen dan pasangan TB Hasanuddin-Anton Charliyan (Hasanah) menggaet 3,1 persen.

Adapun 6,4 persen responden tidak menjawab atau rahasia.

Menurut Saan, hasil survei itu harus dijadikan penyemangat bagi tim RINDU untuk bekerja lebih keras lagi dan meningkatkan soliditas.

 

Mesin partai pengusung RINDU juga harus bekerja lebih maksimal.

“Sebab partai punya struktur sampai di tingkat bawah,” ujar Saan.

Kalau melihat hari ini, lanjut Saan, kekuatan RINDU ada di perkotaan dan kaum milenial yang sudah digarap oleh Kang Emil.

 

Tapi, pasangan RINDU belum berhasil menguasai pemilih tradisional di pedesaan. Untuk itu, tantangannya adalah bagaimana RINDU mampu menguasai pemilih tradisional di pedesaan.

“Peran Kang Uu harus dimaksimalkan untuk meraih dukungan pemilih di pedesaan,” ujarnya.

Saan juga merekomendasikan ke depan, model kampanye RINDU harus lebih masif, terstruktur dan mendekatkan paslon ke pemilih.

“Misalnya struktur partai dan konstituen diajak ngobrol dan menginap di rumah tokoh atau warga.

 

Dampaknya pasti rame ketika tahu ada Kang Emil nginap di rumah warga di desa itu,” ujar dia.

Senada dengan Saan, Pengamat politik dari Universitas Padjadjaran Firman Manan menambahkan, tim RINDU harus dapat memanfaatkan sisa kampanye 3 bulan ini untuk menggenjot mesin partai dan relawan untuk bekerja lebih keras lagi.

“Rekomendasinya adalah maksimalkan elektabilitas Kang Uu di pemilih tradisional di pedesaan.

 

Kedua maksimalkan penggarapan pemilih di Pantura dan daerah-daerah tak bertuan seperti megapolitan (Bogor Depok, Bekasi kota dan Kabupaten) karena di sana pertarungannya sangat ketat,” kata Firman.

Firman juga merekomendasikan agar mesin partai pengusung bekerja berdasarkan kekuatan konstituennya.

 

PKB misalnya harus bekerja maksimal menggaet pemilih di wilayah Pantura.

 

PPP di priangan timur dan barat, sedangkan Nasdem dan Hanura di wilayah Bandung Raya.

Menanggapi hasil survei tersebut, Kang Emil menyatakan, RINDU dan timnya akan menjadikan hasil survei itu sebagai pengingat untuk terus berkonsolidasi, dengan partai koalisi pengusung dan relawan.

Diakui Kang Emil, sejak pra penetapan hingga sekarang, dia belum melakukan sosialisasi di Bandung, tapi lebih banyak blusukan ke daerah.

“Pergerakan RINDU tidak hanya di Bandung Raya, karena kami harus bergerak ke semua lini daerah di Jabar untuk sosialisasikan program-progam RINDU,” ujar dia.

(Yones)