Bogor, beritainspiratif.com - Pemerintah mengalokasikan dana Rp5,9 triliun untuk 5.312 desa di Jawa Barat pada tahun 2020.

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengatakan, dana desa akan ditransfer langsung ke rekening desa. Hal itu dilakukan agar perangkat desa memiliki keleluasaan dalam pengelolaan dana desa.

“Skema baru transfer langsung ke desa. Dana desa yang dulu parkir di pemerintah kabupaten atau pemerintah provinsi, sekarang langsung ditransfer ke rekening desa,” kata Tito pada Rapat Kerja Percepatan Penyaluran dan Pengelolaan Dana Desa Tahun 2020 Tingkat Provinsi Jabar di Bogor, Senin (2/3/2020).

Menurut Tito konsep membangun Indonesia dari pinggiran dan pedesaan, dimaksudkan agar terjadi pemerataan pembangunan.

“Dengan langsung di transfer ke desa, diharapkan bisa memotong birokrasi, sehingga dana desa bisa cepat sampai untuk membangun desa,” tambahnya.

Sementara itu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar menekankan, penggunaan dana desa diprioritaskan pada kegiatan peningkatan ekonomi dan Sumber Daya Manusia (SDM).

“Infrastruktur boleh, tapi infrastruktur yang bersentuhan langsung untuk peningkatan ekonomi dan SDM,” ungkap Halim.

Halim menambahkan, pencairan dana desa diusahakan pada Maret atau April ini.

"Pencairan dana desa tahap pertama pada Maret atau April ini. Yang jelas sudah nol koma lima persen dari total dana desa yang sudah cair di Jabar. Pencairan terus berjalan dan akan kita pantau,” katanya.

Pada kesempatan itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengajukan penambahan anggaran dana desa, karena dana desa yang diterima Jawa Barat jauh lebih kecil dibanding provinsi lainnya, padahal jumlah penduduknya lebih besar.

"Karena desa kita kecil maka wilayahnya luas sehingga anggaran habis untuk infrastruktur yang gak beres-beres. Padahal di daerah lain anggaran desa sudah untuk pemberdayaan ekonomi, sos dsb," imbuhnya.

"Saya harap dalam perhitungan anggaran dari pusat, dimensi kepadatan penduduk dimasukkan, jangan hanya jumlah daerah atau desa. Minimal kalau tidak bisa dimekarkan, anggaran ditambah sesuai proporsinya. Pak dirjen sdh merespons, mudah-mudahan tahun depan ada keadilan fiskal," lanjut Emil.

Emil menambahkan meski dengan dana terbatas, namun melalui progran inovatif desa digital, desa wisata dan program satu desa satu start up, dalam 12 bulan terahir tidak ada lagi desa sangat tertinggal di jabar.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik jumlah penduduk miskin di Jabar, turun dari 7,54 persen tahun 2018 jadi 6,91 pada tahun 2019.

"Jabar provinsi yang pengentasan kemiskinannya paling cepat. Dengan program inovatif, jabar bisa jadi contoh dalam pengentasan kemiskinan. Kalau di daerah lain masih dua digit (10 koma) kita sudah 6 koma," pungkas Emil.

Pada raker tersebut, Tito Karnavian secara simbolis menyerahkan dana rehabilitasi kantor desa kepada Kang Emil. Anggaran yang diserahkan sebesar Rp1,5 miliar untuk 30 desa di Jabar, setiap desa mendapat Rp50 juta. Turut hadir dalam raker tersebut 8.685 camat dan kepala desa se-Jabar.

(Ida)