Salatiga, Beritainspiratif.com – Sampah di Indonesia merupakan masalah yang sangat serius dan juga menjadi masalah social, ekonomi dan budaya.

Hampir di semua kota di Indonesia mengalami kendala dalam mengolah sampah. Hal ini terjadi karena pengolahan TPA (tempat pembuangan akhir) di sebuah kota lahannya tidak memadai, sehingga ada saja masyarakat yang membuang sampah di sungai.

Indonesia menjadi salah satu penyumbang sampah plastik terbesar di dunia. Terdorong oleh kondisi memprihatinkan ini, tiga mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana atau  UKSW  di Salatiga, Jawa Tengah, berinovasi  membuat  bioplastik dari kulit singkong.

Bioplastik ini pun mampu terurai di dalam tanah hanya dalam kurun waktu dua bulan.

Ide dasar dari bioplastik berbahan dasar kulit singkong ini muncul dari keprihatinan atas tingginya produksi sampah di bumi.

Menurut Kesha, kulit singkong dipilih karena mengandung sekitar 60 persen polisakarida berupa pati. Jadi, tak hanya berujung limbah.

Proses produksinya pun terbilang mudah karena tidak memerlukan alat canggih.

Pertama, kulit singkong direndam larutan garam untuk menghilangkan sianida pada kulitnya. Lalu dikeringkan hingga berbentuk tepung.

Selanjutnya, dicampur dengan asam laktat untuk meningkatkan ketahanan panas, dicuci, kemudian dicampur bahan PVA agar lentur.

Hasilnya, bioplastik yang dinamakan caspeea ini diklaim mampu menahan beban tiga kali lipat dibanding bioplastik lainnya. Waktu terurainya pun hanya dua bulan saja.

Berikut tayangan pengolahan kulit singkong tersebut. Dilansir Kompas.TV

https://www.youtube.com/watch?v=T-e84rRSRb8

Tak heran karya mahasiswa UKSW ini sukses menyabet penghargaan sebagai runner up pada ajang Thailand Inventor's Day 2020 yang digelar di Bangkok.

I Gede Kesha Aditya Kameswara, M Sulthan Arkana, serta Pambayun Pulung Manekung Stri Sinandang berhak membawa pulang medali perak dari ajang inovasi yang diikuti 500 peserta dari 23 negara tersebut.*