Bandung, Beritainspiratif.com - Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat menerjunkan Taruna Siaga Bencana (TAGANA), ke enam daerah di Jawa Barat yang berstatus tanggap bencana banjir dan longsor, yakni Kab. Bandung Barat, Kab. Bekasi, Kab. Bogor, Kab. Karawang, Kab. Indramayu, dan Kota Bekasi.

Sekretaris Dinas Sosial Jawa Barat Barnas Adjudin mengatakan, pihaknya telah mendirikan dapur umum, mengirim perahu karet dan mobil tangki, serta menyalurkan kebutuhan-kebutuhan dasar, seperti pakaian, susu bayi, dan telur.

“Kami juga bekerja sama dengan Dinas Kesehatan, dalam menangani kondisi warga yang terdampak banjir. Kita sudah terpadu dalam penanganannya. Yang jadi masalah itu ketika ada korban yang tidak melapor, sehingga dia tidak mendapat bantuan dan akses,” katanya pada acara Japri di gedung Sate kota Bandung, Jum'at (3/1/2020).

Barnas melanjutkan, relawan TAGANA dari Dinsos Jabar, juga mendistribusikan sejumlah logistik ke daerah-daerah yang sulit diakses dengan menggunakan motor dan jalan kaki.

“Jangkauan beberapa lokasi sangat berat. Tapi, ada sekitar 6.900 relawan TAGANA yang siap memberikan bantuan dan terdepan saat terjadi bencana,” ucapnya.

Sementara itu Dinas Kesehatan Jabar menyediakan pelayanan kesehatan 24 jam di sejumlah Puskesmas dan mendirikan pos pelayanan terpadu di beberapa lokasi.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Jawa Barat, Juanita PF menerangkan ada
3 pelayanan kesehatan di Kab. Bandung Barat. 42 pos pelayanan kesehatan dan satu pos pelayanan terpadu di Kota Bekasi. Untuk daerah Kab. Bekasi ada 44 pelayanan kesehatan di puskesmas dan 60 posko pelayanan kesehatan.

“50 Puskesmas di Kab. Karawang memberikan pelayanan kesehatan. Yang kami sediakan obat-obatan. Dan obat-obatan masih dapat dipenuhi oleh kabupaten/ kota. Di posko dan Puskesmas ada 5 orang yang piket terdiri dari dokter, perawat, serta bidan,” imbuhnya.

Sedangkan Jabar Quick Response (JQR) melakukan sejumlah upaya penyelamatan dan penanganan bencana alam.

Ketua Harian JQR Hanief Mochammad mengatakan, JQR menerima dan menindaklanjuti 62 aduan darurat rescue.

“Kami juga menyelenggarakan tanggap bencana, Jabar Memanggil. Lebih dari 21 komunitas Mapala dan Pecinta Alam yang sudah berkoordinasi melakukan penyelamatan,” ucapnya.

“Untuk rescue yang dibutuhkan perahu karet dan motor boat. Alhamdulillah BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) menyerahkan river boat untuk melakukan evakuasi,” tambahnya.

Menurut Hanief, ada tiga hal yang sangat diperlukan oleh pihaknya. Pertama adalah informasi yang faktual. Kemudian, Sumber Daya Manusia (SDM) yang Tangguh dalam menyelesaikan dampak bencana dan pasca-bencana. Terakhir, makanan dan pakaian layak pakai.

“Tinggal sekarang bagaimana semua pihak tetap mewaspadai tentang bencana kesehatan pasca-bencana ini. Terutama, di wilayah yang sulit diakses. Lalu, ada beberapa hal yang dibutuhkan, makanan siap saji, pakaian laik pakai, dan alat kebersihan,” katanya.

Sementara itu, Badan Amil Zakat (Baznas) Provinsi Jabar telah mendirikan dapur umum, mengirim ambulans, mendistribusikan 5.800 nasi kotak dan 8.000 dus air mineral, menyalurkan perahu karet, dan menyediakan mobil layanan.

“Sekarang masih proses pembersihan pasca-bencana. Kami sudah menyiapkan perlengkapan bayi, mengirim relawan,” kata Kepala Divisi Pendistribusian dan Pendayagunaan Baznas Jabar Tri Yanto.

“Kolaborasi dan elaborasi semua pihak membuat penanganan dan penyelamatan berjalan cepat dan tepat,” tambahnya.

Pada kesempatan yang sama Kepala Bidang Energi Dinas ESDM provinsi Jawa Barat Slamet Mulyanto menuturkan,
pasca banjir yang melanda Jabodetabek pada 1 Januari lalu sejumlah gardu listrik telah dipulihkan kembali.

Dinas ESDM lanjut Slamet berkoordinasi dengan PLN Distribusi Jabar Banten dalam mengatasi masa tanggap darurat bencana.

"Ada 1.454 gardu yang dipadamkan, sebagian besar telah dipulihkan/ dinyalakan kembali," ujarnya.

(Ida)