Bandung, Beritainspiratif.com - Beredar di media sosial video viral pada Minggu, 29 Desember 2019, yang menghebohkan warga Bandung sekaligus memberikan apresiasi kepada warga tersebut, yang nekat menyelam ke saluran drainase keruh, kotor, dan bau.

Melalui WA Grup KIM (Kelompok Informasi Masyarakat) Kota Bandung, video viral tersebut berada di gorong-gorong tak jauh dari Pasar Cicadas, Jalan H. Syahroni, Cikutra, Cibeunying Kidul, Kota Bandung.

Lebih lanjut Informasi didapat, sosok pria yang ada dalam  video viral tersebut bernama Uha, warga yang tinggal di daerah tersebut, yang merupakan kawasan rawan banjir di saat musim hujan tiba, sehingga banjir/air yang tergenang dapat mengganggu jamaah yang hendak ke masjid, karena air najis tersebut.

Dikatakan keseharian Uha yang merupakan pekerja serabutan, dikenal ringan tangan, ia kerap membersihkan drainase tidak hanya satu saja, bahkan hampir seluruh drainase yang ada di Jalan H Syahroni, dibersihkannya.

Dalam video tersebut tampak, di tengah situasi lalu lintas dan lalu lalang kendaraan, tampak rekannya tengah memegangi tangga diatas drainase, sementara Uha bersiap masuk Drainase dengan posisi setengah badan.

Rekannya sambil membantu kelancaran kendaraan yang lewat, Uha pun hilang menyelam beberapa detik masuk dalam drainase.

Sambil menunggu Uha muncul, rekannya yang memegangi tangga tersebut berteriak ‘manusia gorong-gorong’, teriaknya.

Tidak lama kemudian air pun tampak surut dan air berjalan lancar, dan rekan nya berteriak ‘naik…naik’. Lalu Uha pun muncul dari Drainase.

Rekannya berucap dalam logat sunda yang diterjemahkan artinya ‘Kalau nggak ada Uha belum tentu bisa’, ucapnya.

Lalu Uha pun sambil duduk, dengan mengacungkan 2 jempol berucap ‘rasa strawberry’, setengah teriak.

Saksikan Video manusia gorong-gorong:

https://youtu.be/wESZm8PABqw

Ucapan Uha ini  mungkin penggambaran dari hati yang iklas atau menghibur diri, walaupun sebenarnya gorong-gorong tersebut sangat bau, dengan berbagai sampah dan bahkan kotoran.

Banyak yang ditarik dari kejadian tersebut, disamping sosok Uha yang dengan iklas dan sukarela  berjuang untuk kepentingkan orang banyak, patut dipuji dan diberikan apresiasi.

Bisa jadi mampetnya drainase  tersebut merupakan bagian dari tugas dinas terkait, atau menandakan masyarakat setempat masih ada yang membuang sampah tidak pada tempatnya, atau belum melakukan pengolahan sampah dengan cara dipisahkan sebagaimana ‘Program Kang Pisman’.

Tampaknya perlu terus ditumbuhkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah melalui Program Kang Pisman (Kurangi, Pisahkan dan Manfaatkan) melalui Sosialisasi berkelanjutan oleh pihak yang terkait, sehingga tidak terjadi mampet gorong gorong di Kota Bandung.

Yanis