Cirebon, Beritainspiratif.com - Penjualan secara digital diyakini akan meningkatkan omset penjualan dan modal pedagang. Pemerintah Daerah (Pemda) Kota Cirebon terus berupaya memberikan pelatihan kepada UMKM untuk berjualan secara online.

Hal tersebut diungkapkan Wali Kota Cirebon, Drs. H. Nashrudin Azis, SH., dalam sambutan yang dibacakan oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Cirebon, Drs. Sumanto, di kegiatan Training of Trainer Grebeg Pasar UMKM Go Online Kota Cirebon dalam rangka Pengembangan ekonomi Digital di Indonesia.

“Dengan penjualan secara online, setiap pedagang memiliki kesempatan untuk berjualan lebih luas lagi,” ungkap Sumanto, Senin (29/7/2019).

Karena dengan berjualan online, penjualan akan semakin luas, tidak dibatasi oleh dinding-dinding toko. Lingkupnya pun tidak hanya di Kota Cirebon saja, namun bisa meluas ke seluruh Indonesia bahkan hingga keluar negeri.

Karena itu, Pemda Kota Cirebon menyambut baik kegiatan ini karena juga selaras dengan master plan Cirebon Smart City. “Ke depannya, UMKM di Kota Cirebon harus beradaptasi secara cepat dengan digitalisasi,” ungkap Sumanto.

Sementara itu Sumarno, Kasubdit Pengembangan Ekonomi Digital, Pariwisata, Transportasi dan Perdagangan Ditjen Aplikasi Informatika (Aptika) Kementerian Kominfo, menjelaskan tahun ini ada 20 kota yang menjadi target mereka melakukan grebeg pasar.

“Kita sudah melakukan sebelumnya di 10 kota pertama,” ungkap Sumarno. Saat ini mereka melakukan di 10 kota lainnya, salah satunya yaitu Kota Cirebon. Para trainer, lanjut Sumarno, akan turun langsung ke setiap pasar dan memberikan pelatihan kepada pedagang cara berjualan secara online. “target kami tentu pasar-pasar rakyat dengan toko-toko di sekitarnya,”ungkap Sumarno.

Dengan berjualan secara online, maka pedagang bisa berjualan dengan jangkauan yang lebih luas. “Satu kota minimal ada 6 pasar yang menjadi target untuk dilatih penjualan secara online,” ungkap Sumarno.

Sementara itu TM Maulana, Kabid Statistik , Sektoral dan Persandian, Dinas Komunikasi dan Informatika dan Statistik (DKIS) Kota Cirebon, menjelaskan jika pada pelatihan kali ini ada 25 orang yang dilatih dan bertugas sebagai canvasser.

“Di hari pertama ini, mereka akan mendapatkan pelatihan secara teori dari market place,” ungkap Maulana.

Selanjutnya hingga 12 Agustus mendatang, mereka akan mendatangi 6 pasar tradisional yang sudah ditetapkan menjadi target dari kegiatan ini. Yaitu Pasar Kanoman, Pasar Pagi, Pasar Jagasatru, Pasar Perumnas, Pasar Drajat, dan Pasar Harjamukti.

“Para canvasser bertugas untuk mengajari pedagang berjualan secara online,” ungkap Maulana. Bahkan hingga pembuatan email pun menurut Maulana juga akan dibuatkan.

Melalui grebeg pasar ini, ditargetkan 2 ribu UMKM bisa terjaring dan melakukan penjualan secara online. “Target awal kami pedagang yang berjualan bahan kering. Seperti kerupuk udang, terasi dan lainnya,” ungkap Maulana.

Jumlah 2 ribu UMKM tersebut menurut Maulana merupakan tahap awal pelaksanaan grebeg pasar ini. Karena sebenarnya berdasarkan data dari Perumda Pasar Berintan, ada sekitar 9 ribu UMKM yang ada di 10 pasar rakyat di Kota Cirebon. Target ke depannya, pedagang di semua pasar tersebut bisa melek teknologi dan mulai melakukan penjualan secara digital atau online.

Kegiatan hari ini, lanjut Maulana, sebenarnya merupakan lanjutan dari kegiatan yang dilakukan selama 2017 dan 2018 lalu. “Kita sudah lima kali melakukan pelatihan UMKM go online sepanjang dua tahun tersebut,” ungkap Maulana.

Caranya dengan mengundang pelaku UMKM untuk mendapatkan pelatihan penjualan secara online. Sebanyak 600 UMKM sudah mengikuti kegiatan tersebut dan dari jumlah tersebut sekitar 40 persennya saat ini sudah aktif melakukan penjualan secara online.

“Perbedaannya dengan sekarang, kita yang mendatangi langsung ke pasar melalui canvasser sedangkan sebelumnya kita yang mengundang mereka datang untuk mendapatkan pelatihan,” ungkap Maulana.

Dengan pola grebeg pasar yang dilakukan saat ini, maka pedagang yang ada di pasar rakyat tidak perlu meninggalkan jualannya. (Yones)