Bandung,Beritainspiratif.com - Sebanyak 61 tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dari 6 Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Jawa Barat, bersaing untuk mendapatkan tiket ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNas) di Bali yang akan digelar ahir Agustus 2019 mendatang.

Tim PKM dari UPI, Unjani, STIKES Jenderal Achmad Yani, Universitas Maranatha, Polban dan IKIP Siliwangi tersebut, bersaing mendapatkan nilai pada monitoring dan evaluasi (monev) eksternal PKM 5 bidang tahun 2019 di museum pendidikan nasional UPI jalan Setiabudhi 229 kota Bandung.

Kegiatan yang diselenggarakan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) itu, berlangsung selama tiga hari mulai tanggal 27 sampai 30 Juni 2019.

Rektor UPI Prof.Dr.H.Asep Kadarohman mengatakan, PKM merupakan salah satu media dalam mewadahi pengembangan minat, bakat dan penalaran mahasiswa.

"Dengan PKM, mahasiswa harus bisa
menyatukan berbagai disiplin ilmu, karena era sekarang ini adalah era inter dan trans disipliner," ujar Rektor dalam sambutannya pada pembukaan Monev Eksternal PKM 5 Bidang, Kamis (27/6/2019).

Karena itu, lanjut Rektor yang diharapkan dari PKM adalah inovasi dalam menghasilkan produk, karya dan pemikiran baru untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat.

"Permasalahan yang ada di masyarakat, tidak bisa diselesaikan oleh satu bidang ilmu tapi harus mampu berkolaborasi dengan bidang ilmu lainnya. Dan ini adalah jiwa dari PKM," ujar Rektor.

Rektor menyatakan, persaingan dalam kegiatan PKM sangat ketat. Di UPI saja dari 700 proposal yang diusulkan, hanya 27 proposal yang lolos. Karena itu, mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan PKM, merupakan sumber daya manusia unggul tahun 2045.

"Kalau kita bicara tahun 2045 , seratus tahun Indonesia merdeka, berarti 26 tahun lagi, itu adalah masa-masa generasi sekarang ini di masa Indonesia unggul tahun 2045," imbuhnya.

Pemonev Prof.Dr.Tukiran menyatakan, monev bukan semata-mata ujian, tetapi untuk mengetahui perkembangan dan mengevaluasi pelaksanaan PKM.

"Jadi intinya saat monev selama tiga hari ini, jangan dianggap semata-mata ujian. Kami akan mengevaluasi pelaporan atas apa yang dilakukan selama ini. Memang betul, monev ini akan memberikan rekomendasi untuk bisa lolos ke tahap berikutnya (PIMNas)," papar dia.

Sementara itu Rizki Moh. Fauzi, mahasiswa UPI anggota tim PKM Alat Budidaya Teknologi mengatakan timnya mengembangkan alat budidaya jamur tiram.

Alat yang dilengkapi dengan sensor ini dapat merespon temperatur, sehingga mampu meningkatkan produksi jamur.

"Alat ini dapat membantu petani jamur dalam mengatur suhu udara. Selama ini banyak yang gagal panen, karena petani menentukan suhu dan kelembaban udara pada ruangan tanaman jamur tiram hanya berdasarkan feeling," ucap dia. (Ida)