Jakarta, Beritainspiratif.com - Pembangunan MRT yang dikerjakan melalui proses yang sangat panjang akhirnya pada 24 Maret 2019 diresmikan. Sehingga DKI Jakarta kini memiliki alat transportrasi baru yaitu moda raya terpadu atau mass rapid transit (MRT).

Dikutip dari Kompas.com, Senin (25/3/2019), MRT merupakan ide dari Presiden ke-3 RI, Bacharuddin Jusuf Habibie yang saat itu masih menjabat sebagai kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Ide pembangunan MRT dirintis sejak tahun 1985, namun saat itu belum menjadi proyek nasional.

BJ Habibie telah mendalami empat studi dan penelitian demi menghadirkan tranportrasi cepat di Indonesia.

Empat studi yang dipelajari yaitu Jakarta Urban Transport Program (1986-1987), Integrated Transport System Improvement by Railway and Feeder Service (1988-1989), Transport Network Planning and Regulation (1989-1992), dan Jakarta Mass Transit System Study (1989-1992).

Penelitian yang sudah dipelajari oleh BJ Habibie itu kemudian ditindaklanjuti oleh Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso yang menjabat pada tahun 1997-2007.

Proyet tersebut kemudian berturut-turut dikerjakan oleh Gubernur DKI Jakarta dari Sutiyoso hingga kini Anies Baswedan.

Pada masa pemerintahan Anies Baswedan MRT diresmikan dan dapat digunakan oleh masyarakat umum.

MRT telah diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo di kawasan Bundaran Hotel Indonseia (HI), Jakarta Pusat, Minggu (24/3/2019).

"Dengan mengucapkan bismillahirahmanirahim, MRT fase pertama saya nyatakan dioperasikan, sekaligus MRT fase I hari ini kita mulai lagi," ujar Jokowi saat peresmian, seperti yang dikutip dari Tribunwow.

Sementara itu, DPRD dan Gubernur DKI Jakarta telah menentukan tarif penggunaan MRT yaitu antara Rp 10 ribu hingga Rp 16 ribu.

"Tarif sudah ada, tebal tipisnya antara Rp 10 ribu sampai Rp 16 ribu," kata Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi, di kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu (24/3/2019).

(Yanis)