Surabaya, Beritainspiratif.com – Dr. dr. Ina Rosalina Dadan, Sp.A(K), M.Kes, M.H.Kes Direktur Pelayanan Kesehatan Tradisional Kemenkes melakukan kunjungan ke Universitas Airlangga pada Senin (14/1/2019). Kunjungan tim Kemenkes tersebut dihadiri oleh pimpinan UNAIR, pimpinan Rumah Sakit Pendidikan UNAIR (RS UNAIR), dan pimpinan beberapa fakultas terkait.

Dikatakan bahwa Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mendorong dibukanya program studi S1 Profesi Kesehatan Tradisional di Universitas Airlangga. Keinginan Kemenkes ini mengingat kebutuhan riil di masyarakat terkait pelayanan kesehatan dengan cara yang berbeda.

Saat ini Universitas Airlangga telah memiliki prodi D3 Pengobatan Tradisional yang berdiri sejak tahun 2005, dan D4 Pengobatan Tradisional yang berdiri sejak tahun 2014. Dalam kunjungan itu, Ina mengatakan bahwa ada beberapa pertimbangan Kemenkes mendorong UNAIR agar membuka prodi S1 Profesi Kesehatan Tradisional.

Pertama, saat ini adalah masa disruption milenial 4.0. Di mana semua harus ada pengembangan ilmu. Diharapkan, prodi yang sudah ada dikembangkan menjadi S1 profesi kesehatan tradisional. Sebab, di masyarakat, banyak yang berharap pelayanan kesehatan dengan cara yang berbeda.

Kedua, UNAIR sudah memiliki Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri (RSPTN) yang sudah ada pelayanan tradisional terintegrasi. Sehingga ada pelayanan konvensional dan tradisional yang diberikan di RS UNAIR.

“Pelayanan terintegrasi yang dimiliki RS UNAIR sangat bagus. Mudah-mudahan dengan adanya RS yang terintegrasi dengan pelayanan kesehatan tradisional bisa dikenal secara luas oleh masyarakat,” ungkapnya.

Sementara itu, Rektor UNAIR Prof Moh Nasih menyambut baik keinginan Kemenkes dalam mendorong UNAIR untuk mendirikan prodi S1 Batra. Dikatakan rektor bahwa UNAIR akan melakukan kajian ulang terkait pembukaan prodi S1 Profesi Kesehatan Tradisional.

“Akan kami siapkan. Kami sudah sampaikan kira-kira kebutuhan pasar seperti apa. Kalau itu jadi kebutuhan riil di masyarakat, kenapa tidak. Karena itu akan menyangkut minat dari mahasiswa juga. Kalau minat tidak banyak, nanti kita juga yang akan susah,” terangnya, yang dilansir kantor berita antara.

Rektor menambahkan, pendirian S1 Profesi Kesehatan Tradisional akan dimulai terlebih dahulu dengan mendirikan pusat studi.

“Kita bangun pusat studi untuk kesehatan tradisional. Kalau semua sudah siap, entah tahun ini atau tahun depan, kita sudah bisa buka operasional S1 Profesi Kesehatan Tradisional,” ungkap rektor.

Dikatakan rektor bahwa pendirian pusat studi itu adalah sebagai persiapan prodi S1 agar lebih matang. Sehingga, dengan adanya pusat studi, riset-riset terkait kesehatan tradisional juga akan berjalan, pungkasnya.

(Yanis)