Jakarta, Beritainspiratif.com - Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut B. Pandjaitan menyampaikan apresiasi tinggi kepada para anggota tim, utamanya dari Dinas Penyelamatan Bawah Air TNI AL, yang menemukan Cockpit Voice Recorder (CVR) pesawat Lion Air JT610 pada Senin (14/1/2018) lalu.

“Saya ingin mengucapkan terima kasih atas kerja keras teman-teman ini, sebenarnya banyak yang terlibat, tetapi inilah teman-teman yang hadir disini adalah yang berjuang sampai titik darah penghabisan dan tidak menyerah. Padahal hari itu adalah hari terakhir dari upaya pencarian itu, Saya terus terang sebagai Menko Kemaritiman menghargai kerja tim ini, dan hal ini sekaligus menunjukkan bahwa kita adalah bangsa yang hebat,”ujar Menko Luhut di hadapan para wartawan, di Jakarta, Senin (21/1/2018).

Menko Luhut secara khusus mengapresiasi cara kerja tim yang terdiri dari TNI AL, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan bantuan perlengkapan dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Tim itu sendiri dibentuk setelah sebelumnya menggunakan jasa penyelam profesional asal Singapura yang disewa dengan tarif cukup mahal, yaitu mencapai sekitar 3,5 juta USD dengan jangka waktu 10 hari, namun sayangnya upaya menggunakan jasa penyelam profesional itu gagal dan tidak membuahkan hasil.

“Tidak berhasil, memang ada hal yang menguntungkan yaitu mereka memperkecil sektor pencarian itu. Akhirnya ada tim dari KNKT, Pushidros TNI AL yang akhirnya membangun tim sendiri dengan menggunakan Kapal TNI AL dan bantuan perlengkapan dari BPPT, Mereka-mereka ini yang memodifikasi cara-cara yang tadinya konvensional yang telah dilakukan oleh tim yang disewa dari Singapura,” jelasnya.

Diketahui, proses pencarian tersebut tidak semudah seperti yang dibayangkan, CVR tersebut ditemukan di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat dan berada di kedalaman 35 meter dengan jarak pandang hanya mencapai 1-1,5 meter. Nantinya hasil analisa dari CVR akan disandingkan dengan hasil analisa dari Flight Data Recorder (FDR) yang telah ditemukan lebih dulu, yaitu pada 1 November 2018 dan telah diunduh KNKT dengan dibantu oleh National Transportation Board (NTSB) Amerika Serikat.

“Sekarang sedang tahap analisa, dan kurang dari 1 tahun report itu akan kita keluarkan. Apabila disandingkan dengan FDR maka itu akan melengkapi dan data akan lebih akurat,” ujar Kepala KNKT Soerjanto.

Dengan telah ditemukannya FDR dan CVR dari pesawat berjenis Boeing 737-800 ER yang dioperasikan oleh maskapai Lion Air tersebut, diharapkan sebab-sebab kecelakaan akan diketahui dan menjadi bahan evaluasi, agar kecelakaan pesawat serius seperti Lion Air JT 610 ini menjadi yang terakhir di Indonesia.

(Yones)