Seoul, Korsel, Beritainspiratif.com - Menko Maritim Luhut B. Pandjaitan mengundang Korea Selatan untuk lebih aktif dalam berinvestasi di Indonesia karena tersedia banyak peluang.

“Kami mengundang perusahaan Korea Selatan untuk berinvestasi di Indonesia seperti di bidang otomotif atau meningkatkan investasi yang sudah ada seperti di bidang perikanan," ujar Menko Luhut ketika menerima Menteri Kelautan dan Perikanan Korea Selatan Kim Young Choon pada hari Jumat (14/12/2018) di Seoul, Korea Selatan.

Kedua negara baru saja mendirikan Pusat Penelitian dan Kerjasama Teknologi Kelautan (PPKT) di Kantor Kemenko Bidang Kemaritiman. Menko Luhut mengatakan untuk industri mobil, tersedia banyak peluang karena Indonesia dalam waktu dekat akan menandatangani Perjanjian Kerjasama Ekonomi Komperhensif (CEPA) dan Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) dengan Australia, maka perusahaan Korea Selatan yang ada di Indonesia bisa mengisi pasar otomotif di Australia yang banyak mengalami penutupan.

“Bukan itu saja, tetapi kita juga akan membuat perjanjian perdagangan bebas dengan negara-negara Afrika, sehingga mobil-mobil yang dibuat di Indonesia bisa juga dikirim ke Mozambik dan Kenya. Walau saya memahami bahwa hal ini bukan portfolio Bapak Menteri, tapi saya mohon untuk disampaikan kepada pemerintah Anda," kata Menko Luhut.

Menko Luhut menjelaskan, jika perusahaan pembuat mobil tersebut mengambil lokasi di sekitar Bekasi, Karawang dan Purwakarta, maka pengiriman akan dipermudah dengan lokasinya yang dekat dengan Pelabuhan Patimban dan Bandara Kertajati.

Ia menambahkan bahwa jumlah kelas menengah Indonesia yang mencapai 59 juta juga merupakan pasar potensial.

Menanggapi hal ini Menteri Kim mengatakan pemerintahnya menyambut baik undangan untuk berinvestasi.

“Presiden Moon Jae-in menempatkan Presiden Joko Widodo sebagai Presiden favoritnya dan berpesan kepada kami di kabinet untuk menempatkan Indonesia sebagai prioritas dan selalu berusaha untuk meningkatkan kerja sama saling menguntungkan di antara kedua negara," ujar Menteri Kim.

Menteri Kim mengatakan pemerintahnya juga telah menyetujui kerja sama Indonesia dan Korea Selatan dalam membangun sebuah pusat riset teknologi kelautan.

Menko Luhut pada kesempatan itu juga memberikan perkembangan terakhir dari proyek pembersihan Sungai Citarum dan kegiatan memerangi sampah plastik di laut. Menteri Kim mengatakan negaranya pun menyikapi dengan serius isu sampah plastik ini bahkan telah dibentuk satu komisi yang khusus menangani sampah plastik di laut.

Dalam hal kerja sama investasi di bidang perikanan, Menko Luhut mengatakan pulau Natuna masih terbuka untuk investasi pengolahan dan produksi ikan bahkan untuk resort bagi Manula.

Ada satu lagi yang menurut Menko Luhut akan menjadi peluang investasi yang potensi nya besar tetapi belum banyak digali yaitu eksplorasi Logam Tanah Jarang (LTJ). Logam ini adalah kumpulan dari 17 unsur berperan sebagai magnet pada industri elektronik dan mesin baterai komputer.

Baterai mobil dan peralatan komunikasi banyak menggunakan LTJ karena daya pakai yang lebih lama, mudah diisi ulang, mudah di daur ulang dan limbahnya tidak menggangu lingkungan. LTJ ini harganya masih mahal karena suplai yang tersedia sangat terbatas.

Pada kesempatan ini Menko Luhut mengucapkan terima kasih atas bantuan Kementerian Menteri Kim yang memberikan bantuan untuk korban gempa dan tsunami di Sulawesi.

“Kami dengar tahap recovery masih berlangsung, jika ada yang bisa kami bantu, kami akan melakukan dengan senang hati,” jawabnya.

Industri Baterai

Sebelumnya Menko Luhut melakukan peninjauan ke LG Chemical Battery Factory untuk melihat proses pembuatan baterai di sana.

“Kami ingin mengembangkan baterai litium yang saat ini pemain besarnya ada tiga yaitu Panasonic dari Jepang, LG dari Korea Selatan dan CATL dari Cina.
Kita punya bahan bakunya nikel. Tanggal 11 Januari nanti CATL akan melakukan peletakan batu pertama di Morowali untuk industri litium baterai," kata Menko Luhut setelah kunjungan tersebut.

Menko Luhut mengatakan akan melakukan kunjungan ke Panasonic dan melihat apa kurang lebihnya dari ketiga pemain besar ini.

“Pada dasarnya kami akan bekerja sama dengan negara mana pun asalkan memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak dan industri nya bisa membawa Indonesia lebih maju seperti pesan Presiden agar Indonesia tidak ragu melakukan leap frog," ujarnya.

Menurut Menko Luhut ia sangat aktif dalam hal ini, karena perannya sebagai ketua Timnas Peningkatan Produksi Dalam Negeri (TKDN) dan mendorong industri yang lebih ramah lingkungan karena dampaknya akan dirasakan oleh generasi muda. Menurutnya kendaraan ramah lingkungan sudah mulai menjadi tren dan kita tidak boleh ketinggalan.

“Mobil listrik itu menggunakan baterai yang berbahan baku nikel. Cadangan nikel Indonesia yang besar adalah potensi bagi produksi baterai lithium, karena 60-80 persen bahan baku baterai lithium berasal dari nikel. Biaya pembuatan kendaraan listrik 20-40 persen dari total nya dihabiskan untuk pembuatan baterai," katanya.

Pada sore harinya Menko Luhut menerima tim dari LG dan Hyundai membicarakan peluang-peluang investasi dan mencari penyelesaian untuk masalah yang mereka hadapi dalam proyek-proyek mereka di Indonesia.

(Yones)