Jakarta, Beritainspiratif.com – Menteri Komunikasi dan Informatika Rudi Rudiantara mengharapkan para praktisi humas siap bekerjasama dengan cepat bersama pemerintah dalam meningkatkan potensi bisnis di Indonesia. Sebab saat ini Indonesia sudah mulai diperhitungkan oleh sejumlah negara besar lainnya, khususnya di ASEAN.

“Kita ini urutan 5 terbesar di dunia untuk urusan start up. Kita juga punya 4 unicorn dari 7 unicorn yang ada di ASEAN. Ini karena startup kita tidak banyak regulasi. Proses perizinan harus berubah. Jangan buat regulasi yang menyulitkan, melainkan harus memfasilitasi agar bisa mempermudah khususnya bagi generasi milenial,” tutur Rudiantara pada hari kedua Konvensi Nasional Humas 4.0, Selasa (11/12/2018) di Ballroom Djakarta Theater XXI.

Menkominfo juga menegaskan para pelaku di kalangan pemerintah harus menyadari bahwa kini mereka bukan hanya aktor pembuat regulasi tetapi juga harus memfasilitasi dan mengakselerasi kebutuhan masyarakat di era 4.0.

“Jumlah usia produktif kita ini 2 kali lebih banyak dari yang non produktif. Artinya Indonesia punya potensi ekonomi 2,5 kali lipat dari yang sekarang jika talent lokalnya benar-benar terus diasah”, ungkap Rudiantara.

Menkominfo juga berpesan bahwa humas ke depan khususnya pemerintah harus mengenal banyak cara menyampaikan programnya kepada masyarakat.

"Saat ini tenaga humas pemerintahan tidak hanya direkrut melalui ASN tetapi juga mengambil tenaga ahli dari luar," tuturnya.

Rudiantara menyatakan pemerintah ingin agar terjadi akselerasi komunikasi antar lembaga pemerintah sehingga tidak ada lagi ego sektoral yang menjadi penghalang.

Selain menyampaikan pandangannya, Rudiantara juga mengapresiasi upaya Perhumas dalam menggalakan semangat #IndonesiaBicaraBaik.

Ia menilai tagar tersebut bisa menjadi penyemangat dan kekuatan tersendiri bagi insan humas di seluruh Indonesia dari berbagai sektor.

Semangat itu dapat meningkatkan citra dan reputasi Indonesia yang dibangun lewat roadmap Making Indonesia 4.0.

Konvensi Nasional Humas 2018 dinilai bisa jadi momentum transformasi praktisi humas Indonesia guna menghadapi tantangan teknologi serta shifting kerja dari formal menuju digital oriented, pungkasnya.

(Yanis)