Bandung, Beritainspiratif.com - Menuju masa pemilihan umum 2019 banyak pihak berpendapat hal tersebut perlu terus diamati secara seksama, agar para kandidat terutama Capres-Cawapres bisa terlihat sejauh mana gagasan mereka membangun bangsa ini tersampaikan.

Demikian disampaikan Direktur Organisasi Non Pemerintahan, Democracy Electoral Empowerment Partnership (DEEP), Yusfitriadi, pada diskusi tentang Politik Elektoral yang digelar di Ngopdoel Caffe Jalan DR. Setiabudi, Kota Bandung (4/12/2018).

Pihaknya menyayangkan lantaran sejauh ini sudah memasuki masa kampanye namun gagasan-gagasan yang dimiliki kedua calon presiden dan wakil presiden belum terasa signifikan terkait gagasan-gagasan yang disampaikannya.

"Seringkali masyarakat kita lebih suka kepada hal-hal yang bersifat politik ejekan artinya menggunakan kata-kata yang buruk untuk menjatuhkan lawan politik itu sebetulnya yang tidak boleh," ungkap pria yang akrab disapa Iyus tersebut.

Mudahnya publik atau masyarakat Indonesia dalam mengonsumsi sebuah informasi juga menjadi salah satu hambatan berjalannya gagasan-gagasan positif di masyarakat.

"Masyarakat kita itu sangat mudah terpancing dan terprovokasi oleh konten-konten yang tidak sesuai dengan kehendak dirinya artinya setiap gagasan positif yang disampaikan capres nomor 01 atau nomor 02 itu akan selalu dinilai negatif oleh pihak-pihak yang merasa tidak suka," jelasnya.

Terlebih untuk Provinsi Jawa Barat di tengah beragamnya masyarakat baik secara agama, ras dan budaya. Persoalan-persoalan tersebut perlu menjadi perhatian bersama agar kedewasaan publik dalam berpolitik bisa terus meningkat

"Indonesia merdeka sudah cukup lama. Namun kemerdekaan tersebut tidak diiringi dengan kedewasaan kita dalam berpolitik ini tidak boleh sampai terus terjadi kalau dibiarkan bangsa ini susah maju," pungkasnya.

 

(Tito)