Bandung, Beritainspiratif.com - LCKI atau Lembaga Cegah Kejahatan Indonesia menyelenggarakan Seminar Nasional yang dihadiri oleh 127 peserta perwakilan LCKI se-Indonesia, perwakilan BUMN dan Komunitas Bidang Keamanan yang berlangsung di Hotel Karang Setra Bandung, pada Rabu, (28/11/2018), hal tersebut diungkapkan oleh Ketua LCKI Jawa Barat, Budianto.

Acara Seminar ini dibuka dengan sambutan Kapolri yang dibacakan oleh Wakapolda Jabar Brigjen Polisi Supratman. Dan pidato kunci dari Ketua Presidium LCKI, Jenderal Pol (Purn.) Drs. Da’i Bahtiar.

Ketua Presidium LCKI menekankan “pentingnya kebersamaan dalam mencermati tumbuh berkembang benih-benih terorisme beserta jaringannya, meski saat ini sepertinya meredup,” ungkap Da’i.

Lebih lanjut disampaikan Da’i “Pemerintah kita dan Polri, pernah diapresiasi dunia internasional karena dinilai berhasil dalam penanggulangan teroris trans nasional yang memiliki kompleksitas tinggi," tutur Da’i.

Dalam kontek global saat ini penting dikembangkan sinergi pentahelix, yang mensyaratkan keterlibahan aktif dan kolaboratif pemerintah termasuk TNI dan Polri, akademisi, bisnis, komunitas dan media.

Dalam deteksi dini dan tentu dalam penanggulangan terorisme, yang akan senantiasa hadir dalam perjalanan suatu bangsa dan Negara, termasuk Indonesia.

Seminar Nasional ini juga menghadirkan nara sumber Irjen Polisi (Purn) Drs. Supardi, MM dari LCKI Pusat, BNPT, Densus 88 dan dari Polda Jabar yang wakili oleh Dir Intelkam Polda Jabar Kombes Pol. Arif Rahman.

Sementara itu, Dr. Eki Baihaki, M.Si yang bertindak sebagai moderator dalam seminar nasional tersebut menyampaikan bahwa, ada catatan menarik dan perlu menjadi perhatian kita semua terkait upaya mewaspadai benih-benih terorisme dan jaringannya di Indonesia.

Setiap kita, sesungguhnya memiliki potensi terpapar menjadi teroris. Bahkan oknum polisi yang menangani teroris, akhirnya ada juga yang turut terpapar menjadi teroris. Di era global terorisme juga dapat masuk ke ruang bilik tertutup kamar anak anak kita masuk melalui jaringan online, cyber terorisme solusinya kita senantiasa dekat dan mencermati setiap prilaku anak kita, tutur Eki.

Bahkan kalangan terpelajar hingga yang memiliki pekerjaan yang mapan seperti pejabat otorita Batam beserta keluarganya juga tergoda hingga tersesat di medan perang Suriah. Beruntung sadar dan diselamatkan tentara kurdi hingga dapat pulang kembali ke Indonesia.

Kita semua harus mewaspadai benih benih teroris jangan sampai tumbuh meracuni pikiran kita, keluarga kita dan lingkungan kita. Komunikasi yang intensif dan kontruktif perlu digelorakan ditengah keluarga dan lingkungan kita agar mampu mencegah tumbuhnya benih benih terorisme berkembang biak. Termasuk pemahaman dan spirit agama yg penuh damai dan welas asih terhadap sesama manusia perlu digelorakan, ujarnya.

Lebih lanjut ditambahkan Eki, kita perlu menggalakan kembali pranata sosial, lokal wisdom “1 x 24 jam tamu wajib lapor RT”. Untuk tidak memberi ruang bagi tumbuh suburnya benih benih terorisme dan jaringannya.

Di era digital, sesungguhnya lapor RT jg bisa memanfaatkan WA yang biasanya di setiap RT ada WA group warga, sehingga tumbuh wisdom saling asih, asah dan asuh sesama warga dan sesama anak bangsa. Dan tidak memberi ruang tumbuhnya pihak pihak yang tidak memiliki itikad baik leluasa berkembang di ruang dan waktu negri kita tercinta, ungkapnya.

Mari gelorakan kearifan lokal dan pranata sosial 1 x 24 jam tamu lapor RT di era global saat ini yg cenderung individual dan kurang peduli dengan lingkungan sekitar, pungkasnya.

(Yanis)