Malinau, Beritainspiratif.com – Dalam rangka memeriahkan acara peringatan HUT ke-19 dan Irau ke-9 Kabupaten Malinau, berbagai penampilan dan pertunjukan dengan warna adat istiadat ditampilkan pada Selasa, (16/10/2018).

Pada acar HUT Kabupaten Malinau dalam menampilkan berbagai adat istiadat tersebut berhasil mencatatkan tiga rekor sekaligus pada Selasa, (16/10/2018), yang dilansir dari laman rekor MURI.

Senior Manajer Muri, Yusuf Ngadri mengatakan pencapain ini tentu sangat besar dan penting karena dalam satu hari Kabupaten Malinau mampu mencatat tiga rekor Muri yang dilakukan secara bersamaan.

“Tradisi yang dilakukan ini mengajarkan bagaimana masyarakat Lundayeh memisahkan bulir-bulir padi kemudian proses menjadi nasi," ungkapnya.

Rekor yang dicatat yakni ketika menumbuk padi dengan menyediakan lesung sebanyak 178 dengan lubang sebanyak 584. Lubang-lubang lesung itu memang dibuat tidak sama satu dengan lainnya sesuai dengan fungsinya.

Selain itu, dalam proses memasak juga menggunakan tungku dan dicatat sebagai rekor Muri sebagai tungku terpanjang. Dibuat tanpa putus sepanjang 350 meter kemudian dibuat memasak hasil olahan dari hasil tumbukan padi.

"Jadi rekor yang dicatat yakni lesung terbanyak, alung terbanyak sebanyak 1.752 dan tungku terpanjang," jelasnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Malinau, sekaligus Ketua DPC Persekutuan Dayak Lundayeh Kabupaten Malinau, Wempi W Mawa mengatakan persiapan mengikuti Irau dari masyarakat Lundayeh dilakukan sekitar 3 bulan.

Untuk penampilan pada kegiatan Irau ini, masyarakat Lundayeh yang berada di setiap desa, RT dan kecamatan mengambil bagian turut serta mempersiapkan baik tari-tarian maupun untuk rangkaian pemecahan 3 prosesi rekor dengan partisipasi seluruh masyarakat.

Dalam pencatatan rekor ini, bukan hanya pemecahan rekornya saja yang dilihat tetapi persatuan, kerja sama masyarakat dari semua tingkatan sampai akhirnya mampu menghasilkan yang baik.

"Ini swadaya dari setiap kegiatan yang ada dilakukan masyarakat Lundayeh di Kabupaten Malinau ini, persatuan tetap terjaga dan menjadi persatuan modal kekuatan bagi Malinau," ungkapnya.

Sebagai masyarakat mayoritas di Malinau benar-benar mampu hadir memberikan motivasi kepada suku lainnya yang ada di Malinau. Karena apa yang telah dilakukan untuk melestarikan tradisi yakni menumbuk padi menjadi aktivitas sehari-hari.

"Ini masih dilestarikan sampai saat ini, dan tidak bisa ditinggalkan sekalipun hidup di tengah kota," tuturnya.      (Yanis)