Bandung, Beritainspiratif.com - Musim haji dilakukan pada Bulan Zulhijah dalam kalender Islam. Selain bulan musim haji, bulan Zulhijah memiliki keistimewaan dan keutamaan sendiri.

Dikutip laman Wahdah diantara keutamaan dan kebaikan yang Allah Ta’ala berikan kepada hamba- Nya adalah adanya musim-musim kebaikkan.Pada musim tersebut kebaikkan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah Ta’ala. Dia jadikan bagi hamba-hamba-Nya yang shalih masa dan musinm tersebut sebagai momen berlomba-lomba untuk memperbanyak amal shaleh didalamnya.

Diantara musim yang paling agung ini adalah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.

Diantara keutamaan sepuluh hari dzulhijjah dalam Al Qur’an dan as Sunnah adalah;

1.Allah Ta’ala Bersumpah

Dengannya

Allah Ta’ala berkata:

والفجر ( 1 ) وليال عشر ( 2 )

“Demi fajar, dan malam yang sepuluh” (QS. Al Fajr:1-2)

Para Ahli Tafsir (Ibnu Abbas,Ibnu Zubair, Mujahid ) menafsirkan ‘malam yang sepuluh’ dengan 10 hari pertama bulan dzulhijjah.Sedangkan al fajr ditafsirkan oleh Masruq dan Muhammad bin Ka’ab dengan fajar pada Yaumun Nahr (idul adha) secara khusus yang merupakan penutup dari sepuluh pertama bulan dzulhijjah.

(Lih: Al-Mishbaahul Munir fiy Tahdziybi Tafsiyr Ibni Katsiyr :1505). Sumpah Allah atasnya menunjukkan keagungan dan keutamaannya.

2. 10 Hari Pertama Dzulhijjah Termasuk Ayyam ma’lumat

10 hari pertama bulan Dzulhijjah juga merupakan al-ayyam al-ma’lumat yang Allah memerintahkan memperbanyak berdzikir (menyebut nama Allah) pada hari-hari tersebut. Sebagaaimana firman Allah dalam surah al-Hajj ayat 28;

ليشهدوا منافع لهم ويذكروا اسم الله في أيام معلومات على ما رزقهم من بهيمة الأنعام فكلوا منها وأطعموا البائس الفقير ( 28 )

supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir.

(Qs. At-Taubah:28)

Menurut Ibnu Abbas sebagaimana dikutip Ibn Katsir rahimahullah, bahawa makna ayyam ma’lumat dalam ayat di atas adalah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Senada dengan itu Imam Ahmad juga mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ayyam ma’lumat dalam ayat tersebut adalah sepuluh hari yang Allah bersumpah dengannya, yakni sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.

3. Amal Kebaikkan Pada Hari-Hari Tersebut Lebih Baik dan Lebih dicintai Oleh Allah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

ما من أيام العمل الصالح أحب إلى الله فيهن من هذ الأيام يعني أيام عشر ذي الحجة . قالوا : ولا الجهاد في سبيل الله ؟ قال : ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجلا خرج بنفسه وماله ثم لم يرجع من ذلك يشيء

“Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada sepuluh hari pertama pada bulan Dzulhijjah.” Mereka bertanya: “tidak juga jihad fi sabilillah?”. Beliau menjawab: “Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang pergi (berjihad) dengan jiwa dan hartanya,kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun”

(HR. Bukhari dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma).

Dalam hadits Ibnu Umar – Radhiyallahu ‘anhuma -, yang diriwayatkan Imam Ahmad dan yang lainnya, ia berkata,

ما من أيام أعظم عند الله سبحانه ولا أحب إليه العمل فيهن من هذه الأيام العشر , فأكثروا فيهن من التهليل والتكبير والتحميد .

“Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari pertama ini. Maka pada hari hari itu perbanyaklah tahlil, takbir dan tahmid” (HR. Ahmad dalam Musnad dan Ath Thabrany dalam kitab Al Mu’jam Al Kabir)

4. Waktu Siangnya Lebih Mulia Dari Sepuluh Terakhir Ramadhan

Para muhaqqiq dari kalangan ahlul ilmi berkata, “Sepuluh hari pertama pada bulan Dzulhijjah adalah hari-hari yang paling utama, dan sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan adalah malam-malam yang paling utama.Hal ini karena pada sepuluh malam terakhir ramadhan terdapat malam Lailatul qadri (satu malam lebih baik dari seribu bulan), sedangkan pada sepuluh pertama dzulhijah terdapat satu hari paling mulia selama setahun”. Ibnu Hajar al astqalaniy rahimahullah dalam kitab Fathul Baari berkata: “Sebab yang tampak dari keistimewaan sepuluh hari pertama Dzulhijjah adalah karena pada waktu tersebut berkumpul induk ibadah-ibadah yang agung. Yaitu shalat, puasa, shadaqah dan haji. Yang mana hal ini tidak diperoleh dalam bulan bulan yang lain.”

Oleh karena itu seyogyanya setiap muslim memanfaatkan moment dan musim kebaikan ini dengan memperbanyak ibadah dan ketaatan kepada Allah. Sebab kebaikan dan amal shaleh pada hari-hari yang mulia ini lebih dicintai Allah dibanding amal shaleh yang dilakukan pada hari-hari lain. Diantara amal yang ditekankan pada hari-hari ini adalah, puasa, tasbih, takbir, dan tahmid, serta ibadah haji dan qurban dan sebagainya.

Wallahu a’lam.

(Kaka)

Sumber: Tafsir Ibn Katsir