Bandung, Beritainspiratif.com - Presiden Republik Indonesia Joko 'Jokowi' Widodo resmi mendeklarasikan diri bersama Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin, sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden 2019-2014.

Terpilihnya Ma'ruf Amin menjawab teka-teki cawapres Jokowi yang selama ini disebut-sebut berinisial M. Di sisi lain, keputusan tersebut cukup mengejutkan publik. Bagaimana tidak, sebelumnya Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mohammad Mahfud MD telah menyampaikan pihak Istana sudah memintanya untuk menjadi pendamping Jokowi.

Jokowi mengambil keputusan yang mengejutkan dan secara tiba-tiba. Dia lebih memilih Ma'ruf Amin ketimbang Mahfud MD. Lantas, siapa sebenarnya sosok Ma'ruf Amin? Berikut profil lengkap cawapres KH Maruf Amin yang dikutip dari Idntimes.com

1. Akrab dengan pendidikan keagamaan sejak dini

Disarikan dari berbagai sumber, Ma'ruf Amin lahir di Tangerang pada 11 Maret 1943. Sejak kecil dia sudah akrab dengan pendidikan keagamaan. Pada umurnya yang ke-12 (1955), selain menjadi siswa di Sekolah Rakyat (SR) Kresek, Tangerang, Banten, dia juga siswa di Madrasah Ibtidaiyah Kresek, Tangerang.

Dia kemudian hijrah ke Jawa Timur untuk menjadi santri di Madrasah Tsanawiyah Pesantren Tebuireng, Jombang, pada 1958. Jenjang studi sekolah menengah atas ia tempuh di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Tebuireng pada 1961.

Sebelum menjadi mahasiswa Fakultas Ushuluddin Universitas Ibnu Chaldun, Bogor, pada 1967, Ma'ruf sempat menyantren di Banten pada 1963.

2. Meraih gelar guru besar kehormatan dari UIN Malang

Sebagai seorang pendakwah sekaligus dosen, Ma'ruf sebetulnya tidak pernah mengenyam pendidikan jenjang studi master dan doktor. Namun, pada 2017, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang menganugerahkan gelar guru besar di bidang Mu'amalah Syari'iyah di Fakultas Syariah UIN.

Karier akademiknya dimuai ketika dia mengajar sebagai guru di sekitar Jakarta Utara pada periode 1964-1970, dan menjadi dosen di Fakultas Tarbiyah Univrsitas Nahdhatul Ulama (Unnu) Jakarta pada 1968. Kemudian, dia menjadi Direktur dan Ketua Yayasan Lembaga Pendidikan dan Yayasan Al-Jihad pada 1967.

3. Karier politik Ma'ruf Amin dimulai sejak 1971

Sebelum menjabat sebagai Ketua MUI, dia berkiprah di dunia politik. Selama 1971-1982, dia merupakan anggota Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Kemudian, dia berpindah ke Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dari 1997 hingga 2007.

Ia pernah menjabat sebagai legislatif anggota DPRD DKI Jakarta utusan golongan untuk 1971-1973. Selanjutnya, mewakili PPP, ia menjadi anggoota DPR RI pada 1973 hingga 1977. Bahkan, ia pernah menjadi pimpinan Komisi A dari Fraksi PPP.

Setelah meloncat ke PKB, dia merupakan anggota MPR RI untuk 1997-1999. Memasuki era reformasi, ia kembali terpilih menjadi anggota DPR RI dari Fraksi PKB selama 1999-2004. Bersama PKB, Ma'ruf pernah menjabat sebagai ketua Komisi VI DPR RI. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Syuro PKB pada 1998.

4. Aktif di berbagai organisasi keagamaan

Keberhasilan Ma'ruf dalam dunia politik tidak lepas dari jaringan yang dimilikinya di berbagai organisasi masyarakat dan keagamaan. Dia pernah menjabat sebagai Ketua Ansor Jakarta untuk 1964-1966.

Dalam waktu yang bersamaan, dia juga menjabat sebagai Ketua Front Pemuda selama 1964-1967 dan Ketua NU Jakarta pada 1966-1970. Selanjutnya, ia memangku amanah sebagai Wakil Ketua Wilayah NU Jakarta pada 1968-1976.

Adapun organisasi lain yang pernah diikutinya adalah sebagai berikut;

Anggota Koordinator Da'wah (Kodi), Jakarta (1970-1972)

Anggota Bazis (Badan amil zakat, infaq, dan shadaqah), Jakarta (1971-1977)

Anggota Pengurus Lembaga Da'wah PBNU, Jakarta (1977-1989)

Ketua Umum Yayasan Syekh Nawawi Al Bantani (1987)

Katib Aam Syuriah PBNU (1989-1994)

Anggota MUI Pusat (1990)

Rois Syuriah PBNU (1994-1998)

Wakil Ketua Komisi Fatwa MUI Pusat (1996)

Ketua Dewan Syariah Nasional (DSN) (1996)

Mustasyar PBNU (1998)

Anggota Komite Ahli Pengembangan Bank Syariah Bank Indonesia (1999)

Ketua Komisi Fatwa MUI (2001-2007)

Mustasyar PKB (2002-2007)

Ketua Harian Dewan Syariah Nasional MUI (2004-2010)

Ketua MUI (2007-2010) .

Pada 2007, Ma'ruf pernah mengemban amanah sebagai Dewan Pertimbangan Presiden (kehidupan beragama) dan menjabat sebagai Anggota Dewan Pertimbangan Presiden 2010-2014. Kemudian, sejak 27 Agustus 2015, ia terpilih kembali sebagai Ketua MUI menggantikan M Sirajuddin Syamsuddin.

5. Ma'ruf Amin adalah sosok nasionalis-religius

Bukan tanpa alasan Jokowi memilih seorang kiai yang saat ini sudah berusia 75 tahun. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menilai Ma'ruf sebagai sosok yang nasionalis-religius. Sebagai seorang ulama, kehadirannya bisa diterima partai koalisi yang mengusung Jokowi untuk periode kedua.

"Mungkin ada beberapa yang tidak puas. Tapi Beliau pernah duduk di legislatif, anggota DPRD, MPR RI, Rais Aam NU, dan ketua MUI. Saat ini juga menjabat sebagai Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP)," kata Jokowi di Restoran Plataran, Jakarta, Kamis (9/8).

Yones

ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari