Bandung, Beritainspiratif.com -Memasuki musim haji ini, para jamaah ada baiknya sudah mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik tanpa ada yang tertinggal. Hal yang paling penting bagi para jamaah haji adalah mengenai kesehatan. Iya, karena dengan kondisi badan yang prima, mereka bisa melaksanakan ibadah haji dengan lancar dan sempurna.

Biasanya sebelum rombongan jamaah haji berangkat ke Tanah Suci, mereka harus melalui rangkaian pemeriksaan. Pemerintah Indonesia menetapkan aturan ini guna mengantisipasi adanya masalah kesehatan jamaah haji Indonesia di Makkah. Apalagi kondisi alam disana terbilang ekstrim dengan suhu jauh lebih panas dari Indonesia. Sehingga membuat tubuh kesulitan beradaptasi, dan akhirnya rentan terhadap berbagai penyakit. Beberapa masalah kesehatan yang biasa dialami jamaah haji asal Indonesia diantaranya kelelahan, pernapasan, pegal-pegal, flu, diare, ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas),  dan lainnya.

Dikutip Suaramuslim, berikut ini beberapa tips menjaga kesehatan sebelum maupun saat menjalankan ibadah haji di Kota Makkah:

1. Pemeriksaan kesehatan

Prosesnya dilakukan sebelum pemberangkatan jamaah haji. Pemeriksaan kesehatan ini masuk dalam salah satu Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 tahun 2016 soal Istithaah Kesehatan Jamaah Haji.

Tahapan yang dilalui ada tiga. Pertama, pemeriksaan kesehatan oleh tim pemberi pelayanan kesehatan di Puskesmas untuk mendapatkan nomor porsi. Tahapan kedua, dilaksanakan oleh Tim Penyelenggara Kesehatan Haji Kabupaten atau Kota di Puskesmas atau rumah sakit.

Pemeriksaan ini dilakukan ketika pemerintah telah mengeluarkan kepastian keberangkatan Jamaah Haji. Terakhir yaitu pemeriksaan kesehatan oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Bidang Kesehatan. Tahapan terakhir inilah yang menentukan layak tidaknya jamaah haji terbang sesuai dengan peraturan penerbangan internasional.

Pemberian Vaksin

Sebelum berhaji, para jamaah diwajibkan untuk melakukan vaksinasi terlebih dahulu. Beberapa vaksin yang diperlukan, ada:

• Vaksin Meningitis

Meningitis atau penyakit radang selaput otak, merupakan salah satu penyakit yang menjadi momok bagi jamaah haji. Perubahan esktrim cuaca di Makkah, mulai panas pada siang hari dan saat malam udara begitu dingin, menyebabkan penyakit muncul dengan cepat. Biasanya tubuh merasa nyeri, mual, demam, bahkan bisa menyebabkan kematian bagi penderita. Oleh karenanya, sebagai upaya antisipasi, jamaah haji diwajbkan melakukan melakukan vaksin meningitis. Pemberiannya sebaiknya dilakukan 2-3 minggu sebelum keberangkatan.

• Vaksin Influenza Musiman

Meski flu kadang dianggap penyakit ringan, namun penyakit ini membahayakan bagi sebagian orang. Ada banyak tipe penyakit flu yang sebenarnya perlu diantisipasi. Utamanya bagi mereka yang memiliki kondisi asma kronis, gagal jantung kronis penyakit paru-paru kronis, penderita gangguan metabolik, obesitas, balita, lansia, dan wanita hamil.

• Vaksin Pneumonia

Penyebab penyakit ini karena adanya infeksi bakteri Streptococcus pneumoniae. Pencegahannya dengan pemberian vaksin pneumonia. Vaksin ini juga penting bagi jamaah haji khususnya oleh lansia di atas 65 tahun,  pengidap diabetes, asma, ginjal, dan jantung. Ada dua jenis vaksin pneumokokus yaitu Pneumococcal Conjugate Vaccine (PVC) dan Pneumococcal Polysaccharide Vaccine (PPV).

• Pastikan para jamaah membawa obat-obatan pribadi

Bagi jamaah yang memiliki riwayat penyakit tertentu, dianjurkan untuk membawa obat-obatan yang harus dikonsumsi rutin. Selain itu, para jamaah juga disarankan membawa kotak kecil P3K yang berisi obat-obat ringan seperti obat diare, pusing, anti alergi, minyak angin, vitamin atau suplemen yang sekiranya diperlukan.

• Minum cukup banyak air putih

Cuaca di Kota Makkah dan Madinah pada siang hari cukup panas. Suhunya lebih dari 40 derajat Celsius. Kondisi ini menyebabkan tubuh jamaah rentan terkena dehidrasi. Sehingga disarankan agar Jamaah sangat menjaga asupan air ke dalam tubuh. Paling tidak dalam sehari mereka perlu 3-4 liter air.

Semakin sering terpapar sinar matahari atau ketika air seni begitu keruh, maka cairan yang masuk ke tubuh juga perlu ditingkatkan. Para jamaah bisa minum air zamzam di tempat penampungan minum yang selalu tersedia di dalam maupun di seputar Masjid Nabawi.

Seperti ditulis oleh mantan Tenaga Kesehatan Haji Daerah, Dr. H. Ari Fahrial Syam, disalah satu situs internet, Jika masalah dehidrasi dibiarkan, ditakutkan munculnya heat stroke alias pitam panas. Yaitu suatu keadaan yang mengancam jiwa akibat peningkatan suhu hingga 40 derajat C akibat suhu di luar yang tinggi.

Selain itu, hindari konsumsi minuman yang mengandung kafein seperti kopi atau minuman bersoda. Hal ini karena keduanya justru menambah dehidrasi.

• Menjaga asupan makan

Padatnya rangkaian ibadah di Tanah Suci seringkali menyebabkan para jamaah telat makan. Padahal mereka harus bolak-balik dari penginapan menuju tempat ibadah yang cukup menguras tenaga. Agar tubuh tetap mendapatkan energi untuk aktivitas, maka perlu asupan nutrisi yang cukup.

Salah satunya dengan makan teratur. Hal penting lain mengenai makanan adalah kualitas gizi dan kebersihannya. Pastikan para jamaah selektif dalam membeli makanan dan minuman di luar. Ini untuk mengantisipasi menularnya wabah kolera yang menyerang negara tetangga Arab, seperti di Yaman dan Aljazair. Karena penyebaran penyakit kolera melalui makanan dan minuman.

• Rutin melakukan pemeriksaan rutin dengan petugas kesehatan

Setiap kelompok atau kloter tersedia petugas kesehatan. Jika jamaah haji ada yang mengalami masalah kesehatan, bila langsung menghubugi petugas kesehatan tersebut supaya segera teratasi.

Jika dibiarkan larut, justru memperburuk daya tahan tubuh. Rutin melakukan pemeriksaan kesehatan kepada petugas kloter ini juga sebagai upaya para jamaah dalam menjaga daya tahan dubuh hingga pada puncak ibadah haj di Padang Arafah dan kembalinya ke negara masing-masing.

(Kaka)

Ilustrasi: cyberdakwah.com