Bandung, Beritainspiratif.com - Siapa yang tidak tahu kolak, apalagi bulan puasa seperti sekarang ini.

Selain kurma, yang pertama dicari pada bulan Ramadhan yaitu kolak.

Kolak biasanya disajikan menjelang berbuka puasa sebagai makanan pembuka atau ta'jil sebelum menyantap makanan pokok.

 

Uniknya orang tidak pernah mempertanyakan kata yang tersembunyi dari kolak ini.

Ada beberapa istilah tentang asal muasal 'kolak' yang sedikit unik untuk diketahui.

Sambil melepas sorbannya usai berbuka puasa, seorang kiai sepuh berbalik badan menghadapi sejumlah santrinya.

Sambil menunggu datangnya waktu isya, ia melemparkan pertanyaan kepada para santri.

“Apa yang kita makan tadi?” kata kiai.

“Kolak mbah yai,” jawab mereka.

“Dari mana kolak berasal?”

Para santri diam tak bisa menjawab. Sebagian dari mereka mencoba menebaknya. Tetapi kemudian kiai sepuh ini membuka jawaban dari teka-tekinya sendiri.

“Kolak berasal dari Bahasa Arab. Kul laka (makanlah, untukmu).

Adapun aslinya kolak sendiri merupakan makanan khas sebagian orang Indonesia,” jawab kiai sepuh.

Cerita ini diadaptasi dari cerita almarhum KH Hasbullah Pondok Pinang Kecamatan Kebayoran Lama, Kota Jakarta Selatan. (Alhafiz K)

(nu.or.id)

Kolak sebenarnya berasal dari kata Khalik, yang berarti Sang Pencipta Langit dan Bumi, Allah SWT.

Kolak diartikan dengan maksud mendekatkan diri kepada Sang Kuasa, Allah SWT.

Pada awal penyebaran agama Islam di Pulau Jawa, para ulama biasanya menggunakan cara yang sederhana dan mudah dipahami oleh masyarakat setempat.

Kolak sebagai makanan yang memiliki citarasa manis kerap digunakan sebagai media untuk menyebarkan ajaran agama Islam.

(Dream.co.id)

Kolak adalah makanan yang dibuat dari pisang, ubi, dan sebagainya yang direbus dengan gula dan santan. Jadi, kebayang kan gimana nikmatnya minuman yang satu ini? Apalagi kalau diminum saat berbuka puasa.

Tapi pernahkah anda bertanya dari mana asalnya minuman kolak ini? Mungkinkah dari negeri Arab? Cina? Atau mungkin Amerika?

Mengutip infoinlagi.com ternyata hanya sedikit informasi yang bisa didapat mengenai asal usul kolak ini. Berdasarkan beberapa sumber, asal mula kolak bisa kita telusuri pada saat awal penyebaran agama Islam di pulau Jawa. Pada saat itu, untuk menyebarkan agama Islam para ulama biasanya menggunakan cara-cara yang sederhana.

Hal ini dilakukan supaya ajaran yang disampaikannya lebih menarik dan mudah dipahami oleh masyarakat. Nah, salah satunya dengan kolak. Jadi, ulama saat itu menjadikan kolak sebagai media untuk menyebarkan agama Islam. Kok bisa? Apa hubungannya?

Kolak sebenarnya berasal dari kata Khalik yang berarti sang pencipta langit dan bumi, Allah SWT. Lalu, kolak diartikan dengan mendekatkan diri kepada sang pencipta semesta alam, Allah SWT. Bahan-bahan untuk membuat kolak juga ternyata bukan tanpa arti. Mulai dari pisang, yang paling umum dipakai untuk membuat kolak adalah pisang kepok atau bisa diplesetkan menjadi kapok, ini berarti kita harus kapok atau harus bertobat. Sedangkan ubi yang biasa disebut ‘telo pendem’ atau ketela yang terpendam mempunyai arti mengubur kesalahan yang pernah kita perbuat.

Nah, sekarang kok bisa kolak ini populernya pas puasa saja? Zaman dulu, kolak ini selalu disajikan mulai dari bulan Ruwah, dimana bulan ini adalah saatnya umat Islam lebih mendekatkan dirinya pada Tuhan. Kemudian kebiasaan ini berlanjut pada bulan setelahnya yaitu Ramadhan dan dijadikan sebagai minuman untuk berbuka puasa. Sampai akhirnya kolak menjadi Ta’jil yang populer setiap datangnya bulan puasa hingga saat ini.

Seperti itulah asal usul kolak, kolak yang biasa dihidangkan sebagai ta’jil, baik di rumah, di restoran, atau di mana pun, ternyata sarat akan makna. Selain kita bisa menikmati minuman manis ini, kita juga bisa belajar untuk mengamalkan makna yang terkandung di dalamnya untuk lebih mendekatkan diri pada sang pencipta.

(Kaka)